Nasib MNC TV belum jelas, saham anak usaha MNC kompak terkoreksi
Merdeka.com - Sejak Mahkamah Agung mengeluarkan putusan mengabulkan kasasi putri sulung Presiden Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana atau yang akrab biasa disapa Mbak Tutut terkait dengan perkara kepemilikan stasiun TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) dengan Hary Tanoesoedibjo selaku bos MNC Grup, kondisi ini berpengaruh signifikan pada kinerja MNC secara keseluruhan.
Kondisi itu terlihat dari pergerakan saham beberapa anak usahanya yang memerah. Analis pasar modal, Satrio Utomo mengatakan, menurunnya atau stagnasi saham anak usaha MNC terlihat pada perdagangan hari ini.
Tidak ada perkembangan signifikan pasca dihentikannya perdagangan sementara (suspensi) saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT MNC Investama Tbk (BHIT) pada akhir pekan lalu.
"Pengaruhnya cukup besar, buktinya hingga saat ini anak usaha MNC masih merah dan menurun," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Rabu (16/10).
Dengan pengaruhnya pada kinerja perdagangan saham anak usaha MNC, Satrio menyarankan agar perseroan menguatkan konsolidasi internal. Tujuannya untuk mengantisipasi makin merosotnya saham anak usaha MNC.
"Evaluasi harus dilakukan oleh MNC," jelas dia.
Pada sesi 1 perdagangan saham, rata-rata saham anak usaha Grup MNC mengalami pelemahan. PT Media Nusantara Citra turun 0,93 persen atau 25 poin ke level 2.650, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun 1,01 persen atau 20 poin ke level 1.970, PT MNC Investama Tbk (BHIT) 1,39 persen atau 5 poin ke level 3.55. Beruntung, saham PT MNC Sky Vision Tbk tercatat naik 2,25 persen atau 50 poin ke level 2.275.
Di akhir perdagangan, rata-rata anak usaha Grup mengalami stagnan. Beberapa bahkan cenderung terkoreksi. PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun 2,01 persen atau 40 poin ke level 1.950. Hanya PT MNC Sky Vision Tbk yang berhasil menutup perdagangan dengan positif. Saham MNC Sky naik 3,05 persen atau 0,004 poin ke level 0,135 dan sisanya mengalami stagnansi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain dari aspek liburan, momentum kenaikan upah minimum pendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaMarjin laba bersih meningkat dari 3,5 persen menjadi 4,2 persen yang didorong kinerja bisnis sepeda motor, bisnis asuransi, dan keuntungan dari valuta asing.
Baca SelengkapnyaJawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaMenurut Biro Statistik Tenaga Kerja di Amerika Serikat (AS), biaya makan di restoran cepat saji meningkat lebih cepat dibandingkan biaya makan di rumah.
Baca SelengkapnyaSampai dengan saat ini telah terdapat 887 perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia, dengan 28 perusahaan dalam pipeline atau antrean pencatatan saham.
Baca SelengkapnyaPasca publikasi Laporan Keuangan Kuartal I Tahun 2024, harga saham BRI terpantau mengalami koreksi signifikan.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca Selengkapnya