Mirip Tuban, Penduduk Satu Desa ini Mendadak Kaya Raya
Merdeka.com - Sebuah desa kecil di tepi sungai Yangtze, Sichuan, China bikin heboh dunia. Desa tersebut menjadi salah satu pemasok utama batu hias yang mampu menghasilkan pendapatan jutaan dolar setiap tahunnya.
Desa Hejiaba berlokasi tepat di sebelah sungai terbesar di China dan dikelilingi pegunungan hijau yang tertutup hutan. Setiap tahunnya, desa ini kedatangan para turis yang mencari batu sungai hias dengan corak yang unik.
Mereka bahkan tak segan-segan merogoh dalam koceknya untuk mendapatkan batu hias incarannya dan menambahnya sebagai koleksi.
Sejak Februari hingga April, Sungai Yangtze memasuki musim kemarau. Akibatnya, ratusan penduduk menyisir tepian sungai untuk mencari batu-batu halus yang indah. Ada lebih dari 3.000 hektar daerah sungai yang berkerikil yang membentang hampir 10 kilometer.
Berbeda dari batu pada umumnya, batu sungai Yangtze memiliki pola yang menarik dan langka. Beberapa di antaranya menggambarkan pareidolla, sementara yang lain memiliki pola hampir geometris.
Meski ada begitu banyak batu untuk disusuri, mencari batu yang paling berharga tidaklah mudah. Selain itu, tidak semua batu di sungai laik untuk dijual. Karenanya ada "pengayak batu" lokal yang bertugas untuk memilah batu mana yang menghasilkan nilai jual tinggi.
Satu Batu Bisa Terjual Rp 200 Juta
Para pemburu batu biasanya seorang laki-laki berusia 30 tahun yang telah lama mengumpulkan dan menjual batu sungai sehingga mengetahui apa yang sedang tren di pasaran. Mereka memilah batu terbaik dari yang sudah dikumpulkan penduduk setempat, membersihkannya, dan meletakkannya di rak kayu khusus untuk dijual.
Konon, masyarakat Desa Hejiaba telah mengenal keindahan batu sungai mereka selama beberapa dekade, bahkan ada yang membawa batu-batu itu ke rumah sebagai hiasan.
Bisnis menjual batu hias ini mulai berkembang ketika pasangan di Kota Niutan membawa pulang dan menjualnya di pasar dengan harga yang sangat murah. Sejak itulah penjualan batu berkembang pesat.
Beberapa dari batu sungai Hejiaba yang paling berharga bisa dijual ribuan hingga puluhan ribu yuan. Baru-baru ini, batu bernama "Difficult Shu Road" diketahui telah terjual seharga 100 ribu yuan atau senilai Rp223 juta. Bisnis tak biasa ini pun kini menjadi mata pencaharian banyak penduduk setempat dan makmur berkat hal tersebut.
Reporter: Ulya KaltsumSumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kampung Jaha terkenal sebagai sentra pengrajin bawang goreng di Bekasi.
Baca SelengkapnyaIdenya berawal saat melihat banyak pepaya terbuang sia-sia.
Baca SelengkapnyaOtorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaKabupaten Solok tak hanya terkenal dengan produksi beras unggulannya saja, akan tetapi potensi pariwisata di daerah ini juga tak kalah menarik untuk dikunjungi.
Baca SelengkapnyaStudi terbaru menemukan, tabung ramping yang terbuat dari emas dan perak yang diciptakan pada Zaman Perunggu menjadi sedotan minuman tertua di dunia.
Baca SelengkapnyaBasrizal Koto dikenal sebagai sosok pengusaha besar di Sumatera.
Baca SelengkapnyaSempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca SelengkapnyaMenurut kajian geoseismik yang dilakukan pada rentang 2019-2020, Buton menyimpan potensi harta karun minyak hingga mencapai 5 miliar barel.
Baca Selengkapnya