Meski berpotensi menguat, IHSG memiliki ancaman pembalikan arah

Merdeka.com - Laju indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini diperkirakan masih akan variatif di mana aksi ambil untung masih menyertai sesi perdagangan. IHSG akan sempat bergerak positif dan dapat kembali melemah di pertengahan sesi dan jelang penutupan mampu berbalik hinggap di zona hijau.

Penguatan pada saham-saham big caps dan kembali terapresiasinya laju Rupiah serta diiringi dengan penguatan mayoritas bursa saham Asia memberikan angin segar. Meski asing masih tercatat nett sell.

Maka pada perdagangan Senin (21/10) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.495-4.508 dan resistance 4.556-4.572. "Seharusnya secara teknikal masih ada ruang untuk melanjutkan kenaikan meski harus tetap mewaspadai potensi pembalikan arah," ujar Analis Trust Securities, Reza Priyambada dalam riset hariannya, Jakarta.

Adapun pertimbangan saham-saham hari ini antara lain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Lalu, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Akr Corporindo Tbk (AKRA).

Sementara laju bursa saham China sempat melemah setelah beredar persepsi emiten-emiten yang berhubungan dengan Shanghai’s free trade zone dinilai memiliki valuasi saham yang mahal sehingga kurang menarik dan menurunkan FDI. Namun, di akhir pekan rilis kenaikan GDP dan pertumbuhan positif industrial production China memberikan angin segar sehingga berimbas pada menghijaunya laju bursa saham Asia lainnya. Di sisi lain, penguatan juga didukung oleh sentimen berkurangnya kekhawatiran akan debat anggaran AS dan perkiraan stimulus The Fed masih akan dilanjutkan.

Laju bursa saham Eropa berada dalam jalur hijaunya setelah merespon positif kenaikan GDP China untuk Q3-13. Penguatan juga dipicu berkurangnya kekhawatiran atas kesepakatan anggaran AS setelah Presiden Obama menandatangani kebijakan perpanjangan limit utang hingga awal 2014.

Kombinasi sentimen dari eksternal berupa kenaikan PDB China yang berimbas pada kenaikan saham-saham energi dan sentimen internal berupa sikap para pemangku kebijakan di AS yang sepakat untuk mengakhiri partial shutdown ekonomi memberikan angin segar pada laju bursa saham AS. Terjadinya shutdown memberikan implikasi di mana beredar spekulasi The Fed akan tetap mempertahankan program stimulusnya sehingga memberikan semangat pelaku pasar untuk tetap berada di pasar.