Menteri Sri Mulyani Ungkap Faktor Pendorong Pemulihan Ekonomi Dunia
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, banyak faktor yang mempengaruhi pemulihan ekonomi global. Di antaranya, kecepatan vaksinasi, dukungan fiskal dan moneter, hingga gangguan pasokan dan kenaikan harga energi yang memperumit tantangan pemulihan di banyak negara berkembang.
Namun pemulihan ekonomi yang insklusif bergantung pada cara merancang kebijakan agar tidak tertinggal dari negara-negara lain.
"Pemulihan inklusif akan tergantung pada bagaimana kita akan merancang kebijakan agar tidak ada yang tertinggal," kata Menteri Sri Mulyani dalam acara Committee on Macroeconomic Policy, Poverty Reduction, and Financing for Development Third Session, Kamis (21/10).
Menteri Sri Mulyani menjelaskan, di masa pandemi Covid-19, prioritas pemulihan harus difokuskan pada isu kesehatan, maka vaksinasi dan 3T (testing, tracing, treatment) menjadi penting.
Selain itu, pandemi memberikan pelajaran berharga bagi semua negara untuk membangun sistem kesehatan yang efektif dan handal. Mengingat virus ini menyebar dari satu negara ke negara lainnya. Sehingga ke depan pandemi ini bisa terdeteksi lebih awal.
Pemulihan Ekonomi Berkelanjutan
Untuk mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, pemerintah harus memberikan dukungan ekonomi kepada masyarakat miskin dan rentan serta bantuan usaha kepada UMKM. Jika perlu, perluas dan tingkatkan jaring pengaman sosial.
"Dalam hal ini Pemerintah Indonesia memberikan bantuan baik secara tunai maupun berupa subsidi kepada masyarakat," kata dia.
Pemulihan berkelanjutan yang dirancang Indonesia, kata Menteri Sri Mulyani dimaknai dengan ekonomi hijau. Indonesia berkomitmen untuk mengurangi CO2 dengan merancang sektor energi yang ramah lingkungan dan investasi pada energi baru terbarukan. Termasuk memperkenalkan pasar karbon dan pajak karbon sebagai instrumen yang bekerja berdasarkan mekanisme pasar.
Oleh karenanya, peran lembaga multilateral dalam mengkoordinasikan dan memfasilitasi kerjasama global akan menjadi sangat penting. Kesiapsiagaan menghadapi pandemi pasti membutuhkan kerja sama di tingkat global. Perubahan iklim juga dapat diatasi jika setiap negara memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya keuangan serta teknologi.
"Bagaimana kita akan membangun sumber daya tidak hanya dari pemerintah tetapi juga swasta. Bagaimana kita akan dapat menjalin kerja sama sehingga akses pembiayaan dan sumber daya akan menciptakan keterjangkauan dan transisi yang adil untuk setiap negara," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaPergerakan inflasi pangan dapat memberi tekanan besar terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaBegini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaTerdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca Selengkapnya