Menteri: Pengusaha di Indonesia itu-itu saja, tak ada yang baru
Merdeka.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengeluhkan kurangnya jumlah enterpreneur atau wirausaha yang ada di Indonesia. Padahal, keberadaan pengusaha tersebut mempengaruhi kualitas suatu negara.
"Indonesia kekurangan enterpreneur. Nah ini menjadi pembeda antara negara maju dan negara biasa," ujarnya dalam diskusi di Perbanas Institute, Jakarta, Sabtu (12/11).
Salah satu penyebab kurangnya enterpreneur di Indonesia disebabkan adanya dominasi dari wirausaha lain yang sudah lama berdiri. Bambang menyebut, dalam beberapa puluh tahun terakhir, para enterpreneur hanya seolah turun temurun dari satu keluarga.
Bambang mencontohkan, pada saat dia masih kuliah sampai beberapa tahun terakhir, dalam peringkat-peringkat pengusaha maupun perusahaan yang mendominasi jajaran atas dunia kerap diisi oleh orang yang sama dan perusahaan yang sama.
"Istilahnya 4L, lo lagi lo lagi. Yang sama itu anaknya, bapaknya, cucunya. Waktu saya mahasiswa di UI saya rajin baca majalah. Rajin bikin rangking warga terkaya, orang terkaya, itu saya amati. Ranking itu dilakukan oleh majalah Forbes. Tidak beda enggak yang tua, yang muda, grup perusahaannya dia dia lagi. Sangat sedikit pengusaha baru yang masuk ke peringkat tinggi," jelas dia.
Untuk itu, dia meminta kepada semua pihak untuk bersama-sama mendorong keberadaan wirausaha beserta kualitasnya. Selain itu, dia pun mendorong agar anak muda sekarang terutama mahasiswa memiliki pola pikir untuk menciptakan usaha, bukan sebagai budak korporasi.
"Makanya kita harus menambah enterpreneur. Nah makanya kita dorong ke mahasiswa agar jadi enterpreneur. Jangan lulus mikirnya mau jadi karyawan," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaPadahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaForum ini menunjukan relasi Singapura-Indonesia dalam bisnis sangat kuat dan dinamis.
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 terdapat 214 juta penduduk Indonesia yang berada di usia kerja.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca Selengkapnya