Menko Puan minta masyarakat terlibat berantas stunting
Merdeka.com - Menteri Koodinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani mengungkapkan, kasus malnutrisi seperti gizi buruk dan stunting masih menjadi persoalan besar di Indonesia. Untuk itu, dia meminta agar masyarakat dan stakeholder terkait ikut terlibat sehingga target penurunan stunting dapat tercapai.
"Persoalan stunting tidak saja mengganggu pertumbuhan tumbuh anak, tetapi juga dapat menghambat perkembangan kecerdasan, serta menimbulkan kerentanan terhadap penyakit tidak menular dan penurunan produktivitas pada usia dewasa," ujarnya melalui keterangan resminya, di Jakarta, Selasa (3/7).
Menurutnya, pemerintah telah melaksanakan intervensi penurunan stunting terintegrasi yang difokuskan pada 100 Kabupaten/Kota pada tahun 2018. Pada tahun 2019, upaya itu juga akan diperluas dengan mencakup 160 untuk kabupaten-kabupaten di Papua dan Nusa Tenggara Timur. Sementara pada 2020 juga akan ditambah menjadi 390 Kabupaten/ Kota dan menjadi 514 Kabupaten/ Kota di 2021.
Menko Puan menegaskan, pendekatan terintegrasi dan konvergensi pencegahan stunting perlu dilakukan baik di level Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah hingga tingkat desa. "Stunting bukan sekedar masalah sektor kesehatan. Namun juga terkait dengan akses pangan, layanan kesehatan dasar termasuk akses air bersih dan sanitasi, serta pola pengasuhan," ujarnya.
Menko Puan juga menyambut baik WNPG 2018 yang berfokus pada upaya percepatan penurunan dan pencegahan stunting melalui revitalisasi ketahanan pangan dan gizi dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Ini merupakan forum lintas pemangku kepentingan yang dapat berperan secara strategis dalam upaya mempertemukan dan sinkronisasi berbagai program dan kebijakan pangan dan gizi dari berbagai perspektif.," katanya.
Dia berharap, agar WNPG mampu membangun kesadaran publik secara luas tentang keseriusan mengatasi stunting sebagai suatu keharusan, termasuk juga bagi para akademisi, pihak industri serta masyarakat. "Sekali lagi, penanganan stunting tidak hanya dilakukan pemerintah, butuh gotong royong dari seluruh pihak dan pemangku kepentingan," pungkasnya.
Untuk diketahui, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan dari janin hingga anak usia 2 tahun. Dalam jangka pendek, kekurangan gizi akan menyebabkan gangguan kecerdasan, tidak optimalnya ukuran fisik tubuh, serta gangguan metabolisme.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggaran belanja pemerintah dinilai belum berkualitas.
Baca SelengkapnyaStunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
Baca SelengkapnyaBank Rakyat Indonesia (BRI) berkomitmen mendukung program pencegahan dan penurunan angka prevalensi stunting.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BPOM Mamuju menemukan bakteri Escherichia coli (E.coli) pada sampel makanan yang diserahkan Dinas Kesehatan Sulawesi Barat (Sulbar).
Baca SelengkapnyaAgus Fatoni berharap dokter kandungan bisa menjadi ujung tombak kepada masyarakat mengenai pentingnya pengetahuan soal stunting.
Baca SelengkapnyaProgram makan siang dan pemberian susu gratis akan memberikan dampak luas kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaProgram bantuan pangan cadangan pemerintah berupa beras 10 kilogram untuk setiap keluarga penerima manfaat (KPM) ini awalnya disalurkan sampai Maret 2024.
Baca SelengkapnyaPembagian telur itu dilakukan usai Atikoh berdialog dengan ibu-ibu pengajian dan wanita hamil dari Kecamatan Banguntapan, Bantul.
Baca SelengkapnyaPengelolaan sampah secara berkelanjutan masih perlu menjadi perhatian serius di Indonesia.
Baca Selengkapnya