Manajemen pangan jelang Lebaran 2013 terburuk sepanjang sejarah
Merdeka.com - Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri mengkritik keras manajemen stok pangan pemerintah pada momen jelang Lebaran tahun ini. Dia menilai pengelolaan pangan jelang Lebaran tahun ini kacau balau. Hal itulah yang menjadi penyebab harga pangan pokok melonjak, mulai dari daging sapi hingga cabe.
Dia mencontohkan kebijakan impor daging yang dijalankan Badan Urusan Logistik ataupun Kementerian Perdagangan. Tidak ada alasan pasokan kurang karena alasan bertambahnya kelas menengah. Sebab, pemerintah sudah punya data kelas menengah yang selalu meningkat setiap tahun.
Pada masa Orde Baru, pemerintah tidak pernah memasok realisasi impor hanya dua pekan sebelum Lebaran.
"Jadi sebetulnya semua bisa direncanakan jauh-jauh hari. Bukan diputuskan impor 2 minggu setelah puasa, itu enggak ada di dunia pengelolaan ekonomi seperti ini, terburuk sepanjang sejarah," ujarnya dalam diskusi bersama KPPU di Jakarta, Selasa (30/7).
Dia malah curiga, buruknya manajemen pangan semakin kronis akibat ditunggangi pengusaha yang mencari keuntungan. Faisal mendapat data bahwa Bulog membeli 3.000 ton daging beku menggunakan dana pinjaman pada pengusaha.
"Emang Bulog punya uang, yang bisa keluarkan duit segera itu bandar, trader," tandasnya.
Sependapat dengannya, pengamat pertanian Bustanul Arifin menuturkan, pemerintah abai dengan persoalan stok pangan. Dia yakin, faktor cuaca buruk, distribusi tersendat ataupun kenaikan permintaan di pasar untuk komoditas daging, cabe, ataupun daging ayam bisa dipantau sejak tahun lalu.
"Sudah tahu kenapa tidak melakukan apa-apa. Kemungkinan ada hambatan di birokrasi soal pengambilan keputusan bidang pasokan," cetusnya.
Dia mengusulkan penjaminan stok pangan dilakukan pemerintah pusat. Sejak reformasi, kekuatan pasar dalam menentukan harga pangan lebih besar dari negara.
"Pemerintah itu harus punya wibawa, agar pedagang dan spekulan tidak gegabah mempermainkan stok," kata Bustanul.
Dari data BPS terbaru, selama bulan puasa ini, seluruh harga 19 komoditas pangan, kecuali kedelai dan terigu, naik. Beras naik 1,1 persen pekan lalu, daging ayam naik 19,5 persen, daging sapi melonjak 3,32 persen, cabe meningkat paling tinggi, hingga 63 persen.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaPemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaBulog memastikan cadang beras pemerintah yang ada cukup untuk kebutuhan selama bulan Ramadan hingga lebaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Posko pengaduan THR dapat diakses oleh pekerja maupun buruh di hari kerja.
Baca SelengkapnyaDatangnya hari Lebaran kerap menimbulkan kondisi tertentu seperti munculnya masalah pencernaan.
Baca SelengkapnyaKementerian Agama (Kemenag) akan menjadwalkan sidang isbat penentuan 1 Syawal atau hari Lebaran Idulfitri pada Selasa (9/4).
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaHari Pemadam Kebakaran Sedunia juga merupakan momen penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan kebakaran.
Baca SelengkapnyaLebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.
Baca Selengkapnya