Kurs Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp14.342 per USD, Ini Faktor Pemicunya
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup menguat seiring keraguan pelaku pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) akan tetap bersikap agresif dalam kebijakan moneternya.
Rupiah ditutup menguat 54 poin atau 0,38 persen ke posisi Rp14.342 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.396 per USD.
"Keraguan pasar bahwa The Fed akan tetap mengambil langkah agresif pada pertemuan mendatang, mendorong minat beli pasar pada aset-aset berisiko di tengah pelemahan dolar AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Rabu (9/3).
The Fed menyatakan kesiapan untuk menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan Maret ini. Tetapi ancaman inflasi terus meningkat seiring perang di Ukraina dan sanksi ekonomi ke Rusia yang menyebabkan kenaikan minyak mentah dan menimbulkan keraguan di pasar.
Dalam perkembangan eskalasi terbaru antara Rusia dengan Barat, Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengumumkan sanksi terhadap Rusia di tengah invansi terbarunya di Ukraina. Yang pertama adalah mereka mengumumkan melarang semua impor minyak mentah dari Moskow, termasuk gas dan energi, setelah mereka berkonsultasi dengan sekutu. Larangan energi Rusia berlaku untuk semua pembelian baru
Hentikan Impor Minyak
Adapun dari pemerintah Inggris mengumumkan menghentikan impor minyak dari produk lainnya dari Rusia pada akhir 2022. Gagasan tersebut adalah sebuah bentuk transisi untuk menyediakan waktu yang cukup untuk menggantikan impor dari Rusia.
Lebih jauh lagi, mereka mencatat bahwa ketergantungan mereka saat ini pada gas alam Rusia tinggal sekitar 4 persen dari suplai dan mereka sudah mempelajarinya.
Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk melarang ekspor produk dan bahan mentah dari Federasi Rusia hingga 31 Desember 2022.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.358 per USD. Sepanjang hari Rupiah bergerak di kisaran Rp14.341 per USD hingga Rp14.386 per USD.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu menguat ke posisi Rp14.371 per USD dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.394 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaMengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga oleh BI akan memberikan sederet dampak rambatan terhadap pelaku usaha ritel.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca Selengkapnya