Kisah perjuangan cinta Menteri Jonan hingga mimpinya menjadi pegawai BPS
Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto hari ini menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang penyediaan, pemanfaatan, serta pengembangan data, dan informasi statistik bidang ESDM.
Menteri Jonan mengatakan keakuratan data sangat penting bagi proses pengambilan keputusan oleh pemerintah. Oleh karena itu, data-data yang diolah BPS sangat diperlukan oleh pemerintah.
Melihat posisi BPS yang strategis tersebut, Menteri Jonan mengaku pernah bercita-cita menjadi pegawai di badan yang berkantor di Jl. Dr. Supomo No. 6, Pasar Baru, Jakarta Pusat itu.
"Dulu tahun 80-an, saya sering lewat Jalan Pintu Air itu ke kantor pos, lalu lewat BPS. Saya lihat, saya pikir ini dalam hati saya, kalau boleh kerja ingin di BPS," ungkapnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (16/3).
Saat itu, kenang Menteri Jonan, dia masih bekerja sebagai seorang akuntan junior di salah satu perusahaan swasta. Pada tahun 80-an, lanjutnya, belum ada telepon seluler. Maka dari itu, untuk berkomunikasi dengan kekasihnya, dia mengirim surat melalui kantor pos di daerah lapangan banteng.
"Tahun 80-an belum ada HP, karena itu uang pas-pasan dan supaya ada romantisme, kirim surat lewat kantor pos," kisahnya.
Dia mengatakan, keinginan menjadi pegawai BPS muncul karena dia menganggap data-data yang dikeluarkan BPS memberikan masukan penting untuk mengambil kebijakan.
"Pak, betul Pak, karena saya melihat ini badan penting. Supaya informasi dan data disajikan nasional tidak dikendalikan apa pun kecuali fakta," katanya.
Mantan Menteri Perhubungan ini pun berharap agar BPS makin mampu menyajikan data-data statistik yang cukup rumit menjadi lebih sederhana dan menarik.
"BPS data makin lama makin informatif. Makin user friendly, mohon ditingkatkan, sekarang saya baca, kemudian generasi berikutnya pasti beda. Saya yakin rekan di ESDM, pengelola data dan pusat data perlu belajar ke BPS bagaimana mengolah dam menyimpan data dengan baik," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Anies, jawaban data itu sebetulnya simpel dan sederhana. Tinggal dibuka saja data yang bisa dibuka atau tidak bisa dibuka ke publik.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyampaikan kenaikan jumlah penerima bantuan untuk alokasi mulai awal tahun 2024 sebesar 8% dari data penerima sebelumnya.
Baca SelengkapnyaLaporan itu bagus apabila diproses oleh Bawaslu, karena sumber datanya dari Jokowi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyaluran perdana Bantuan Pangan Beras 2024 ini diserahkan langsung oleh Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPPP harus percaya dengan diri mereka sendiri melalui data serta bukti-bukti yang akan diajukan ke MK.
Baca SelengkapnyaPAN setuju dengan sikap tegas Prabowo yang menyatakan tidak mungkin semua kekuatan dan kelemahan sistem pertahanan nasional dibuka untuk umum.
Baca SelengkapnyaBawa Data Kinerja Pertahanan Turun, Ganjar Kritik Prabowo: Kalau Staf Bapak Mau Membantu, Silakan Naik ke Atas
Baca SelengkapnyaPengertian lembaga BPS beserta tugas, fungsi, dan wewenangnya.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca Selengkapnya