Ketua Komisi XI DPR Buka-bukaan Soal Nilai Tukar Rupiah Sentuh Level Rp 15.000/USD
Merdeka.com - Ketua Komisi XI DPR RI, Melchias Marcus Mekeng kembali mengisahkan tentang kondisi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat atau USD yang sempat menyentuh level Rp 15.000 per USD. Hal itu dia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Dialog Ekonomi Perbankan, di Jakarta.
Mekeng mengatakan,Kondisi nilai tukar Rupiah hingga menembus level Rp 15.000 per USD tersebut karena kondisi supply demand dalam negeri masih sangat rentan. Belum lagi, kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat juga berdampak terhadap pelemahan mata uang Garuda.
"Dari sisi kurs, kurs kita memang pernah mengalami gejolak naik sampai Rp 15.000. Memang dari beberapa presentasi Komisi XI kurs di kita ini memang masalah paling mendasar adalah supply dan demand," kata Mekeng di Jakarta, Rabu (30/11).
Kondisi paling mengenaskan adalah saat suku bunga The Fed kembali naik. Saat itu, secara bersamaan investasi portofolio dan aliran dana dari luar negeri masuk ke Indonesia kian menipis. "Tadinya lebih dari USD 20 miliar bisa drop sampai tinggal setengahnya. Sisanya lari keluar, itu yang membuat Dolar kita naik," imbuhnya.
Di samping itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pun juga tidak mampu menarik investasi masuk ke dalam negeri secara besar-besaran. Dengan demikian, membuat kondisi Rupiah saat itu sempat menjadi perbincangan hangat bagi Masyarakat.
"BKPM-nya tidak bisa membawa investasi masuk ke sini dan bahkan saya dengar bahkan minus ini membuat dolar kita rendah," katanya.
Melihat kondisi tersebut, pemerintah berupaya melakukan berbagai langkah kebijakan untuk meredam nilai tukar Rupiah. Yang perlu dilakukan pada saat itu, kata Mekeng adalah mereformasi struktural dengan membangun kembali industri-industri yang bisa menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan nilai ekspor.
"Dan ini tidak akan pernah bisa berhenti keadaan ini bisa akan terjadi kapanpun karena konstruksi supply dan demand daripada Rupiah dolar kita sangat rendah," sebutnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023
Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca Selengkapnya