Kemenperin yakin kinerja industri terus meningkat, ini buktinya
Merdeka.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menepis tudingan adanya deindustrialisasi atau penurunan kontribusi sektor manufaktur alias industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sektor industri dipercaya masih akan terus mengalami pertumbuhan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara mengakui, kontribusi industri terhadap PDB memang telah mengalami penurunan. Namun, penurunan itu tidak pantas disebut sebagai deindustrialisasi.
"Kalau dibilang kontribusi terhadap PDB menurun kita tidak apa-apa memang kenyataannya menurun, tapi kalau dibilang deindustrialisasi itu yang menurun itu tidak benar. Karena kalau industri dibilang mengalami deindustrialisasi pertumbuhan tidak akan ada," ungkap Ngakan dalam Workshop Pendalaman Kebijakan Industri dengan Wartawan, di Yogyakarta, Jumat (31/8).
Menurut Ngakan, industri Tanah Air juga akan terus berkembang. Ini ditandai dengan banyaknya investor asing maupun dalam negeri yang berinvestasi, serta diikuti juga oleh penyerapan tenaga kerja yang kian meningkat.
"Industri ini juga up and down tetapi kalau kita melihat kecenderungan dari 2014-2016 lebih baik, tetapi juga ada sedikit penurunan. Namun demikian 4 besar yang dituju dari sektor industri adalah industri logam, mesin dan elektronik dan makanan juga masuk. Dan inilah beberapa industri yang dituju oleh investor kita," sebutnya.
Dengan demikian, empat sektor industri tersebut diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi agar terus meningkat. Sebab dirinya menilai, tidak akan ada pertumbuhan kalau tidak ada investor yang masuk.
Kemudian, lanjut dia, apabila dilihat lihat penyerapan tenaga kerja juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yakni 2014, 2015 hingga 2018. "Ini data resmi yang kita sindir dari BPS (Badan Pusat Statistik) itu 17,92 juta orang artinya terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja," kata Ngakan.
Ngakan menambahkan, tenaga kerja ini juga porsinya hampir sekitar 14 persen dari tenaga kerja nasional. Artinya industri masih merupakan dominan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Dan kenyataannya industri kita tetap tumbuh artinya industri kita berkembang. Tenaga kerja yang diserap tambah banyak mana ada deindustrialisasi," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaSektor manufaktur merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar dalam perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndustri konstruksi Indonesia diperkirakan akan bertumbuh sebesar 4,5 persen pada 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaProduksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mengembangkan dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaKenaikan suhu dapat mempengaruhi produktivitas tanaman pangan.
Baca SelengkapnyaUpaya ini dibutuhkan Pemda untuk mengendalikan laju inflasi di daerah.
Baca Selengkapnya