Kelangkaan Solar Subsidi Diduga Akibat Pertamina Kurangi Pasokan
Merdeka.com - Pengamat Ekonomi Energi dan Pertambangan Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menduga permasalahan kelangkaan solar bersubsidi dalam beberapa waktu terakhir diakibatkan oleh pengurangan stok yang dilakukan PT Pertamina Patra Niaga (PPN). Hal ini untuk menekan subsidi akibat kian mahal minyak dunia.
"Ada kecenderungan terjadinya kelangkaan Solar Bersubsidi bersamaan dengan meroketnya harga minyak dunia. Faktor kebetulan ini semakin menguatkan indikasi bahwa, ada strategi Pertamina mengurangi pasokan untuk menekan kerugian akibat biaya produksi semakin membengkak di tengah mahalnya harga minyak dunia," ujarnya kepada Merdeka.com, Jakarta, Selasa (29/3).
Fahmy menyatakan, dugaan terjadinya pengurangan stok ini semakin menguat menyusul pernyataan Pejabat sementara (Pjs) Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting yang mengimbau masyarakat untuk menghemat penggunaan solar bersubsidi di tengah mahalnya harga minyak dunia.
"Indikasi ini makin menguat dengan pernyataan Ginting yang mengimbau masyarakat untuk lebih hemat menggunakan Solar Subsidi karena harga minyak dunia saat ini sangat mahal," tekannya.
Dia pun mengingatkan, kelangkaan solar bersubsidi akan menyebabkan proses distribusi barang hingga sembako menjadi terhambat. Hal ini berpotensi makin menyulut kenaikkan harga-harga kebutuhan pokok, yang sebelumnya sudah mengalami kenaikkan signifikan.
"Kalau benar, strategi itu sesungguhnya amat sangat blunder. Pasalnya, pengguna Solar Subsidi selain Nelayan, juga truk pengangkut barang untuk distribusi kebutuhan bahan-pokok," ucapnya.
Untuk mencegah kenaikkan harga-harga kebutuhan pokok akibat tersumbatnya distribusi, Pemerintah melalui BPH Migas diminta memperketat pengawasan terhadap Pertamina dalam penyaluran Solar Subsisdi. Sehingga, kelangkaan dapat segera dihentikan dalam waktu dekat ini.
Sementara itu, Pejabat sementara (Pjs) Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting masih belum memberikan tanggapan ihwal penyebab kelangkaan solar bersubsidi hingga berita diturunkan.
Sebelumnya, Kelangkaan BBM solar bersubsidi terus terjadi di Pekanbaru. Antrean kendaraan untuk mendapatkannya terjadi di sejumlah SPBU, bahkan panjangnya mencapai 2 kilometer.
Antrean kendaraan berbahan bakar solar di Pekanbaru terjadi sejak beberapa pekan lalu seusai BPH Migas lewat Pertamina mengurangi pasokan solar bersubsidi. Kondisinya diperparah karena antrean tidak diikuti pengaturan lalu lintas. Kemacetan tidak terhindarkan.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Amran menyebutkan untuk penebusan solar bersubsidi, petani cukup menggunakan tanda tangan kepala desa.
Baca SelengkapnyaPemerintah dan Pertamina telah menandatangani Kontrak Subsidi Energi 2024.
Baca Selengkapnyakenaikan anggaran perlinsos tahun ini utamanya disumbang lebih besar oleh kenaikan anggaran subsidi energi dan pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina Patra Niaga kini mempersiapkan diri untuk memenuhi lonjakan konsumsi energi saat Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPengelolaan SPBU apung kembali menyediakan BBM bersubsidi jenis solar untuk para nelayan di perairan Jakarta.
Baca SelengkapnyaGibran juga mendapat masukan dari para nelayan, yang mengeluhkan masalah penangkapan ikan terukur hingga solar.
Baca SelengkapnyaLayanan ini sangat memiliki dampak yang positif karena adanya angkutan yang menjangkau daerah terdepan, terpencil, terluar dan perbatasan.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM mencatat, realisasi subsidi listrik di 2023 mencapai Rp64,02 triliun.
Baca SelengkapnyaPertamina menjamin ketersediaan stok LPG di pangkalan-pangkalan resmi.
Baca Selengkapnya