Jumlah SPBU belum mencukupi, BPH Migas siapkan sub penyalur BBM satu harga
Merdeka.com - KepalaBadan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Fanshurullah Asa mengakui bahwa penyaluran BBM ke masyarakat masih terkendala dengan jumlah stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) yang belum mencukupi.
"Ratio manusia dengan SPBU. 1 (SPBU) berbanding 35.000 (orang). Itu rata-rata di seluruh Indonesia. Kita hanya punya 7.000 SPBU. 60 persen ada di Jawa," kata Asa di Gedung Nusantara MPR RI, Jakarta, Senin (19/2).
Dengan demikian, BPH Migas menyiapkan program sub penyalur BBM di daerah, untuk memperluas distribusi BBM ke seluruh pelosok negeri, terutama di tingkat kecamatan dan desa-desa di wilayah 3T (terpencil, tertinggal, dan terluar) Indonesia.
"Investasi Rp 50 sampai Rp 100 juta sudah bisa. Ini terobosannya. Bisa jual solar dan Premium. Sudah ada di Asmat, Selayar. Yang mengajukan ke bupati sudah ada 100 lokasi," ungkapnya di MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (19/2).
Dia menjelaskan, sub penyalur ini akan seperti Pertamini. Sehingga, nantinya BBM yang dijual oleh sub penyalur tersebut memiliki harga yang sama, sesuai dengan program BBM Satu Harga.
"Harga jualnya dipatok sama. Dia ambil SPBU terdekat minimal 5 kilometer. Volume dibatasi 1.000 kiloliter per hari. Untuk memunculkan ekonomi," kata dia.
Anggota Komite BPH Migas Yugi Prayogia mengatakan jumlah SPBU di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai hampir 260 juta orang.
"Rasio jumlah penduduk dengan pengadaan SPBU, itu masih sangat tinggi rasionya di badingkan ASEAN. Terhadap jumlah penduduk itu, satu SPBU kita layani 35 ribu orang. Itu rasio rata-rata. Kita hanya punya kurang lebih 6.000 sampai 7.000 ribu," jelas Yugi.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaHarga Bahan Bakar Minyak (BBM) di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami penyesuaian.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ia berharap pemudik dapat merasakan kenyamanan dan keamanan.
Baca SelengkapnyaCak Imin meluruskan janji akan menggratiskan bahan bakar minyak (BBM).
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaBansos sudah dilaksanakan melalui sejumlah program, seperti PKH hingga subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Baca SelengkapnyaPertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading
Baca Selengkapnya