Jokowi: Kemacetan bikin habiskan energi
Merdeka.com - Calon Presiden nomor urut dua, Joko Widodo menjanjikan melakukan percepatan pipanisasi gas dalam tiga tahun kepemimpinannya. Hal ini sebagai jalan untuk konversi minyak ke gas. "Kita harus berani memutuskan BBM harus dialihkan konversi ke gas karena murah dan mengurangi beban BBM," katanya dalam debat capres di Jakarta, Sabtu (5/7).
Menurut Jokowi, masalah saat ini, yang menyedot banyak energi adalah kemacetan. Pihaknya, menjanjikan infrastruktur transportasi publik dikerjakan secara baik di kota besar seluruh Indonesia. "Ini tidak ada kata tidak karena ini visi ke depan kita. Energi ini betul betul kita bisa pakai seefisien mungkin," katanya.
Dia mengatakan infrastruktur yang berkaitan gas, seperti pipa gas menuju industri dan perumahan harus segera dikerjakan. "Pemimpaan untuk gas dikerjakan 3 tahun kecepatan tinggi."
"Lahan marginal beribu ribu hektar masih banyak sekali. Tidak perlu air banyak tanaman-tanaman energi terbarukan. misalnya cantel, sorgum bisa ditanam. Tidak ada research yang mulai dan tidak ada insentif orang tidak mau ke situ," katanya.
Dia akan memerintahkan Pertamina membuka pasar biofuel. "Jangan sampai insentif impor minyak tapi tidak energi terbarukan dan dinikmati petani," katanya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan, semua tahapan pascapilpes 2024 sudah selesai. Termasuk putusan MK yang harus dihormati.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaJokowi optimistis Upacara Peringatan ke-79 Kemerdekaan RI bisa digelar di IKN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat peresmian, Jokowi menekankan pentingnya sistem pengelolaan air limbah cair.
Baca SelengkapnyaDia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca SelengkapnyaUntuk menjadi negara maju tak cuma mengedepankan kecerdasan sumber daya manusianya saja.
Baca SelengkapnyaPresiden bercerita tentang banyak negara kesulitan beras karena perubahan iklim
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca SelengkapnyaGanjar menyarankan untuk mencari negara alternatif sebagai pemasok bahan
Baca Selengkapnya