Jika Vaksin Covid-19 Ditemukan, Perekonomian RI Diyakini Kembali Pulih
Merdeka.com - Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah Mada, Poppy Ismalina menyebut bahwa sejumlah prestasi sudah ditorehkan Indonesia dalam mendukung perkembangan perekonomian. Namun demikian, pemerintah Indonesia juga harus kritis dalam menentukan setiap kebijakan ekonomi negara.
Pada Juli 2020, World Bank menyatakan bahwa Indonesia sudah masuk ke negara dengan Upper-Middle Income Economy atau negara menengah atas dengan pendapatan perkapita antara USD 3.956 (Rp57,27 juta) dan USD 12.475 (Rp180,62 juta).
Hal ini diikuti dengan berhasilnya Indonesia mencuri mata investor global yang ada di bawah pengawasan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Perekonomian, bahwa menjalankan usaha baru di Indonesia sudah dianggap makin mudah dan cepat, ditambah lagi dengan biayanya yang murah.
"Meskipun di tahun 2020 ada Covid-19, para ekonomi meyakini krisis ini disebabkan karena faktor non ekonomi. Sehingga, kalau nanti vaksin untuk Covid-19 sudah ditemukan, maka ekonomi bisa pulih kembali," ujar Poppy Ismalina dalam diskusi Sarasehan Peradaban Indonesia via Zoom pada Rabu (12/8).
Prestasi ini diharapkan dapat membuat pemerintah Indonesia melangkah lebih maju dan memosisikan Indonesia untuk lebih diakui oleh investor global.
Pemerintah Kerap Diganggu
Meskipun begitu, penetapan kebijakan dari pemerintah kerap diganggu dengan pandangan populer terkait komponen ekonomi. Misalnya, investasi asing dapat membunuh usaha domestik.
"Padahal, manfaat yang didapatkan dari investasi asing atau joint venture memicu adanya transfer teknologi, learning sharing, best practice, serta ekspansi produk perusahaan domestik," jelas Poppy.
Tak hanya itu, Poppy juga memaparkan kalau produk impor yang katanya dapat membunuh produk domestik tidak selalu tepat. Sebab, biaya produk domestik lebih tinggi dan sebenarnya memicu nilai tambah ekspor produk itu sendiri.
Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat menebalkan telinga untuk tidak terprovokasi dengan jargon-jargon populis dalam menetapkan kebijakan ekonomi.
Reporter Magang: Theniarti Ailin
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaNurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaJokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca Selengkapnya