Jawaban bos BI soal perekonomian stagnan di 3 tahun Jokowi-JK
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo tak sependapat dengan pernyataan yang menyebut bahwa perekonomian berjalan stagnan selama tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK.
Sebaliknya, dia mengatakan dalam waktu tiga tahun ini, perekonomian Indonesia justru sedang tumbuh dan berlangsung pulih dari titik rendah.
"Ekonomi kita itu paling rendah itu di tahun 2015, saat itu ekonomi itu tumbuh di kuartal kedua itu 4,8 persen sekarang pertumbuhan ekonomi itu sudah 5 persen sampai 5,4 persen, tahun depan 5,2 persen sampai 5,6 persen," ungkapnya di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (21/7).
"Kalau ada penurunan kita sudah sampai di dasar. Sekarang ini kita sedang pulih," tambahnya.
Menurut Agus, jika ada yang menyebut bahwa perekonomian stagnan empat tahun lalu, hal itu disebabkan karena masa itu pertumbuhan ekonomi disokong oleh harga komoditi yang sedang tinggi.
"Pertumbuhan ekonomi itu ada di 6 persen. Saat itu didukung harga komoditi itu kan lagi tinggi-tingginya. Begitu harga komoditi turun berdampak pada ekonomi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia," jelas Agus.
Agus juga membeberkan faktor-faktor pendukung lain yang menunjukkan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Cadangan devisa begitu tinggi, inflasi begitu rendah, rating agency memberikan investment grade dan kemarin Fitch memberikan afirmasi. Ini semua menunjukkan kondisi Indonesia makin baik," tegasnya.
"Tahun 2013, baru ada rencana normalisasi ekonomi, kita sudah goyang, tapi sekarang Amerika menaikkan Fed Fund Rate-nya, kita masih bisa bertahan dan incoming flow terus masuk," pungkasnya.
Sebelumnya, Institute for Development of Economics and Finance melakukan kajian tengah tahun mengenai perekonomian Indonesia. Hasilnya cukup mengagetkan, di mana perekonomian berjalan stagnan di pemerintahan Jokowi-JK.
Salah satu indikator stagnannya perekonomian adalah nilai ekspor yang tak kunjung naik, bahkan malah menurun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan, nilai ekspor selama Juni 2017 hanya USD 11,64 milliar. Nilai tersebut turun 18,82 persen dibanding Mei 2017. Sementara itu, secara year to year ekspor Juni 2017 turun 11,82 persen dibanding Juni 2016.
"Kita kemarin melakukan kajian tengah tahun, menampilkan indikator perkembangan ekonomi. Indikatornya salah satunya ekspor itu," ucap Direktur Indef, Enny Sri Hartati ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (21/7).
Indikator lainnya yang membuktikan ekonomi stagnan adalah daya beli masyarakat yang menurun. Bahkan, Bank Indonesia sendiri mengakui daya beli masyarakat menurun hingga berdampak pada angka penjualan industri ritel mengalami pelemahan hingga Juni 2017.
Enny menegaskan, pertumbuhan ekonomi yang selama ini digembar-gemborkan pemerintahan Jokowi-JK sama sekali belum berdampak pada masyarakat. Padahal, amanat konstitusi, pertumbuhan ekonomi itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan.
"Indikator pemerintah soal infrastruktur dan komitmen deregulasi 15 paket kebijakan, itu semua kan bagus. Tentu hasilnya diharapkan masyarakat. Persoalannya bagaimana mungkin indikator makro tadi bagus, komitmen bagus tetapi hasilnya berbanding terbalik."
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca Selengkapnya"Cek di pasar Johar naik atau tidak, turun atau tidak, cek, sudah turun," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca Selengkapnya