Inovasi Industri Tembakau Butuh Riset dan Regulasi Khusus
Merdeka.com - Pemerintah diminta untuk melakukan kajian ilmiah terhadap produk tembakau alternatif serta mendukung hasil-hasil penelitian di dalam negeri. Hasil riset tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk menyusun regulasi khusus bagi produk yang merupakan hasil dari pengembangan inovasi dan teknologi di industri tembakau ini.
Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Johan Sumantri mengatakan, penelitian terhadap produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, sudah banyak dilakukan oleh lembaga riset independen, seperti akademisi dari sejumlah universitas dan lembaga ternama, baik dari dalam maupun luar negeri.
Namun demikian, hingga saat ini pemerintah Indonesia belum juga terdorong untuk melakukan riset mandiri ataupun memberi dukungan terhadap peneliti dalam negeri yang sudah mempublikasikan kajiannya mengenai produk tembakau alternatif.
"Yang paling kami harapkan itu jelas satu, pemerintah buat penelitian. Kajian yang dibuat oleh swasta dan perguruan tinggi sudah banyak, tapi kajian yang menyeluruh dari pemerintah belum pernah dibuat," kata Johan dikutip Rabu (4/8).
Johan mengatakan, hasil dari sejumlah kajian yang dilakukan oleh pihak swasta dan akademisi membuktikan bahwa produk tembakau alternatif memiliki profil risiko kesehatan 90 persen-95 persen lebih rendah dibandingkan rokok. Contoh dari produk tembakau alternatif antara lain produk tembakau yang dipanaskan, vape, serta snus.
"Bila tidak bisa melakukan riset, akui penelitian dari lembaga riset swasta yang memang membuktikan produk ini memiliki risiko yang jauh lebih rendah ketimbang rokok," ungkapnya.
Kurangi Perokok
Kata dia, dengan adanya regulasi yang berbasis kajian ilmiah akan mendorong perokok dewasa beralih ke produk ini sebagai alternatif untuk berhenti merokok.
"Banyak sekali hal positif yang sudah saya dengar dan rasakan sendiri, karena saya salah satu yang beralih ke produk tembakau alternatif. Dari segi kebersihan juga ada manfaatnya karena tidak ada lagi sampah abu maupun asap rokok,” ujar Johan.
Jika tidak, Johan khawatir pemerintah tidak memiliki referensi yang sesuai dalam menyusun regulasi bagi produk tembakau alternatif. Pemerintah tidak mungkin mengeluarkan kebijakan tanpa adanya kajian.
"Masalahnya, pemerintah tidak mau percaya dengan riset dari lembaga itu. Tapi di sisi lain, mereka tidak mau memulai riset soal produk ini. Teliti dan paparkan kemudian buat kebijakannya berdasarkan riset yang akurat, itu yang kami harapkan," kata Johan.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk menerbitkan regulasi ini setidaknya membutuhkan waktu satu bulan.
Baca SelengkapnyaProduksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selain berbagai upaya reinvention business dalam tubuh Pupuk Kaltim, pihaknya juga terus melakukan kolaborasi dengan berbagai stakeholders.
Baca SelengkapnyaKampung Jaha terkenal sebagai sentra pengrajin bawang goreng di Bekasi.
Baca SelengkapnyaArief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaIndustri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.
Baca SelengkapnyaKerangka strategi INOVASI mencakup sejumlah langkah yang dinilai sangat relevan dengan perkembangan industri kripto.
Baca SelengkapnyaBerikut penemuan-penemuan unik yang disebut bisa selamatkan dunia.
Baca Selengkapnya