Ini potensi kecurangan elpiji 3 Kg non-subsidi versi ESDM
Merdeka.com - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan PT Pertamina (Persero) untuk mengkaji rencana peluncuran elpiji 3 kilogram (Kg) non-subsidi. Hal ini agar tidak terjadi penyalahgunaan terhadap elpiji bersubsidi ukuran serupa.
"Takutnya elpiji yang subsidi, dijual dengan harga non subsidi kan. bener tidak?," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto, di Kantornya, Jakarta, Kamis (31/5).
Meski begitu, dia mendukung adanya produk baru elpiji non subsidi dengan ukuran 3 Kg. "Yang non-subsidi tidak apa-apa. Cuma mesti kita evaluasi dulu ya. Nih misanya nih ada satu subsidi sama non-subsidi, ini nanti abis subsidi dijual non subsidi," papar Djoko.
Menurut Djoko, Pertamina perlu memberikan ciri khas elpiji 3 Kg non-subsidi agar bisa dibedakan dengan elpiji 3 Kg bersubsidi. "Kecuali warnanya dibedain, tapi bisa saja dicat disemprot, harus ada pembeda dari sisi tabungnya," tandas Djoko.
Reporter: Pebrianto Eko WicaksonoSumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Pertamina mulai dari unit produksi hingga distribusinya siap untuk merespon kebutuhan mudik Nataru.
Baca SelengkapnyaKenaikan pajak BBM non subsidi sebesar 10 persen untuk kendaraan pribadi, dan 50 persen untuk kendaraan umum dari kendaraan pribadi meninggalkan tiga catatan.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM berdialog dengan manajemen dan pekerja Pertamina dan melihat langsung kesiapan Kilang Cilacap.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Program transisi energi juga sejalan dan mendukung program pemerintah yang lain
Baca SelengkapnyaPertamina terus memantau kebutuhan LPG 3 Kg hingga masa libur Lebaran selesai.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2023, Pertamina berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e.
Baca SelengkapnyaPertamina menjamin ketersediaan stok LPG di pangkalan-pangkalan resmi.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca Selengkapnya