Ini pentingnya perhatikan kualitas BBM saat mudik Lebaran 2018
Merdeka.com - Pakar konversi energi Fakultas Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto mengingatkan para pemudik agar cermat memilih Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebab, jika terus memakai BBM kadar oktan rendah seperti Premium, kinerja kendaraan bisa terus menurun dan bahkan mengakibatkan turun mesin.
"Kalau sudah turun mesin tentu biayanya sangat mahal. Untuk Avanza misalnya, kalau piston yang terkena maka ongkos perbaikannya bisa mencapai Rp 6 - Rp 7 juta," kata Tri dalam keterangannya.
Tri menambahkan, Premium memang berdampak buruk bagi kendaraan. Antara lain dapat menyebabkan penyumbatan pada injektor sehingga suplai BBM tidak optimal. Selain itu, karena tidak bisa terbakar sempurna, maka Premium akan menghasilkan banyak kerak di dalam ruang bakar. Kerak inilah yang menurut Tri dapat meningkatkan kompresi sehingga mesin menggelitik.
"Jika dibiarkan tentu bisa merusak mesin. Piston bisa bolong atau stang piston menjadi bengkok," tegas dia.
Selain pembakaran yang tidak sempurna, kerak juga banyak terjadi karena Premium tidak mengandung aditif. Hal ini berbeda dengan BBM RON tinggi yang sudah ditambahkan zat pembersih tersebut. Itu sebabnya, penggunaan BBM dengan oktan 92 ke atas sebaiknya tidak hanya dilakukan saat mudik. "Baik mudik atau tidak mudik, termasuk untuk perjalanan jarak dekat termasuk dalam kota, kendaraan memang harus diisi dengan BBM RON 92 ke atas," jelasnya.
Pada sisi berbeda Tri mengatakan, spesifikasi mesin kendaraan bermotor juga mengalami peningkatan. Saat ini mesin kendaraan cuma diperuntukkan bagi BBM dengan oktan tinggi. Dengan demikian, kalau pemudik memaksakan memakai Premium, justru berakibat jelek pada kendaraannya. Misalnya, tenaga rendah, akselerasi yang tidak optimal, serta tidak kuat ketika menanjak. D
ampak buruk Premium semakin besar, kalau kendaraan yang dipergunakan adalah keluaran terbaru. Sebab, sejak tahun ini Indonesia mulai menerapkan standar emisi yang lebih tinggi.
Bukan cuma kendaraan keluaran terbaru. Tri menambahkan, kendaraan yang diproduksi sebelum 2003, sebaiknya juga mempergunakan BBM dengan oktan tinggi, setidaknya Pertalite. Bahkan jika dilakukan pengaturan waktu pengapian (timing igniton), maka penggunaan BBM RON 92 ke atas pada kendaraan 'tua' tersebut juga akan lebih baik.
Menurut Tri, BBM bisa dianalogikan seperti makanan bagi manusia. Semakin ‘bergizi’ BBM yang dikonsumsi kendaraan, tentu mesin semakin sehat. Dan dalam hal ini, Premium ibarat makanan dengan kolesterol tinggi, yang bisa menyebabkan penyumbatan pada mesin dan akhirnya mengakibatkan berbagai penyakit, termasuk 'stroke'.
"Makanya, agar mesin tetap sehat sebaiknya konsumen mulai membiasakan memakai BBM berkualitas."
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cak Imin meluruskan janji akan menggratiskan bahan bakar minyak (BBM).
Baca SelengkapnyaLonjakan ini terjadi seiring lonjakan permintaan dua jenis BBM saat lebaran.
Baca Selengkapnya"Itu beras SPHP kualitasnya tidak beda dengan beras premium. Itu yang perlu kita sosialisasikan," kata Wamen BUMN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Beberapa cara memilih serban terbaik yang tepat untuk menunjang penampilan saat Lebaran.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca SelengkapnyaCak Imin berharap nantinya BBM untuk nelayan lah yang bisa gratis
Baca SelengkapnyaHarga BBM kembali mengalami kenaikan per Februari 2024.
Baca SelengkapnyaIde parcel menarik yang bisa diberikan ke orang terdekat saat lebaran. Ada apa saja, ya?
Baca SelengkapnyaPerusahaan tidak hanya sekadar berorientasi pada profit, tetapi juga dampak positif bagi masyarakat luas, terkhusus di bulan Ramadan
Baca Selengkapnya