Ini keuntungan perusahaan BUMN melantai di bursa saham versi BEI
Merdeka.com - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong perusahaan Badan Umum Milik Negara (BUMN) bergabung menjadi emiten di Bursa Saham Indonesia (BEI). Dengan aksi ini, perusahaan pelat merah akan lebih transparan dan profesional, selain nanti adanya keuntungan finansial.
Direktur Penilaian BEI, Samsul Hidayat menegaskan, meski melepas saham di BEI, perusahaan-perusahaan BUMN tetap dikendalikan oleh pemerintah sepenuhnya.
"Kegiatan IPO ini lebih memeratakan kepemilikan. Sebagian BUMN yang tercatat rata-rata punya performa yang baik. Kita mencoba agar domestik investor banyak membeli saham-saham indonesia. Kalau selama ini kurang maka penawarannya lebih ke asing," ujar Syamsul kepada wartawan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/3).
AKsi perusahaan BUMN melantai di bursa saham disebut mampu merangsang investor-investor asing untuk menanamkan sahamnya. Menurut dia, ini menjadi keuntungan sendiri buat pemerintah dalam kepercayaan investasi di tanah air.
"Kalau pemerintah ingin melepas kan menimbulkan kepercayaan untuk investor asing. Kalau ketertarikan asing kan akan jadi sinyal positif. Potensi keuntungan di indoensia besar sekali," tuturnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaDalam Rekrutmen Bersama BUMN 2024 terdapat 100 lebih perusahaan BUMN yang ikut berpartisipasi.
Baca SelengkapnyaSampai dengan saat ini telah terdapat 887 perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia, dengan 28 perusahaan dalam pipeline atau antrean pencatatan saham.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dalam Rekrutmen Bersama BUMN 2024 terdapat 100 lebih perusahaan BUMN yang ikut berpartisipasi.
Baca SelengkapnyaSalah satu aturan tersebut memberikan kewenangan kepada Bea Cukai untuk melakukan penataan kembali kebijakan impor dengan menggeser pengawasan impor
Baca SelengkapnyaKeuntungan tersebut melesat 110,5 persen (yoy) dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2022.
Baca Selengkapnya2 Perusahaan BUMN tersebut sedang menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung.
Baca SelengkapnyaPemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.
Baca SelengkapnyaBudi menjelaskan, hal ini terjadi sebelum nama Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) berubah menjadi BAKTI.
Baca Selengkapnya