Ini Alasan Truk Kelebihan Muatan Sering Kecelakaan di Jalan Tol
Merdeka.com - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiadi menyoroti kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi di jalan tol, terutama akibat kendaraan atau truk berlebih muatan. Dia pun mencoba membongkar penyebab kenapa truk ODOL kerap kali berbenturan dengan kendaraan lain yang secara ukuran lebih kecil.
"Sangat terutama sekali, kecelakaan yang melibatkan truk dan ODOL sering terjadi ada di jalan tol. Kenapa harus jalan tol? Karena gap kecepatan antara mobil yang kecil atau mobil perorangan dengan kendaraan truk yang over dimensi maupun over loading itu tinggi sekali," jelasnya dalam sesi bincang virtual bersama Liputan6, Selasa (8/3).
Menurut data yang didapatnya, kendaraan truk ODOL rata-rata memiliki kecepatan antara 20-30 km per jam di jalan tol. Sedangkan kendaraan kecil individu kecepatannya bisa di atas 100 km per jam.
"Nah, ini kadang-kadang sering terjadi mobil kecil menabrak mobil truk karena kecepatannya lambat, dan ini sering terjadi di malam hari," imbuhnya.
Secara nasional, insiden kecelakaan di Indonesia tergolong banyak. Merujuk data Korlantas Polri, setiap 1 jam antara 2-3 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. "Jadi Indonesia termasuk salah satu negara yang angka kecelakaan lalu lintasnya tinggi, termasuk korban fatalitasnya," jelasnya.
Kejahatan Manusia
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengecam, kecelakaan truk ODOL ini sudah masuk ke dalam level kejahatan kemanusiaan. "Setiap hari tuh ada kecelakaan lalu lintas. Artinya ini sudah bukan kejahatan lalu lintas, ini sudah kejahatan kemanusiaan," ujar dia.
Dalam konteks ini, kehadiran truk obesitas bukan hanya mengganggu keamanan lalu lintas. Itu bahkan telah mempertaruhkan nyawa para petugas lapangan di jembatan timbang.
"Kemarin saya mendapat data berupa video, petugasnya di beberapa jembatan timbang yang mungkin tidak ada bantuan atau minim bantuan dari kepolisian, sering mereka harus bertaruh dengan nyawa juga. Artinya mereka sering mau ditabrak. Ini kan bahaya juga buat teman-teman yang ada di jembatan timbang," kecam Djoko.
Menurut dia, kendaraan ODOL merupakan permasalahan lama, namun tidak tuntas-tuntas. Yang semestinya pada 2021 sudah clear, tapi permintaan sebagian pengusaha diundur 2023.
"Kemarin diminta undur lagi 2025. Mungkin mendekati lagi 2027 dan seterusnya. Artinya ini tidak bisa diundur-undur. Makanya makin dekat, harusnya lebih intensif lagi lah," tegas dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Truk mengalami kecelakaan tunggal di Dusun Panmolo, Desa Boentuka, Kecamatan Batu Putih dengan menabrak pembatas jalan hingga terjatuh ke kali.
Baca SelengkapnyaPolisi resmi menetapkan sopir truk penyebab kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Halim menjadi tersangka.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi Pukul 07.57 WIB, saat melintas dari arah Utara, beberapa ratus meter dekat Stasiun Tanggullangin
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kepala Dinas Dukcapil Provinsi DKI Jakarta Budi Awaludin memprediksi jumlah pendatang tahun ini akan turun
Baca SelengkapnyaSopir truk di peristiwa kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Halim mengaku siap ganti rugi.
Baca SelengkapnyaEmpat kendaraan minibus dan SUV tampak mengalami kerusakan berat.
Baca SelengkapnyaDriver ojek online berharap pemerintah melakukan langkah penanggulangan konkret terkait polusi udara yang sudah bertahan dalam kurun satu pekan lebih ini.
Baca SelengkapnyaSebuah bus dikabarkan mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Tol Jakarta Cikampek.
Baca SelengkapnyaSebuah mobil terguling di jalan Tol Jakarta - Cikampek (Japek) arah Bandung di KM 57, Selasa (9/4).
Baca Selengkapnya