Industri Properti Mulai Bangkit Jelang Akhir Tahun, Ini Indikasinya
Merdeka.com - Industri properti nasional mengalami fluktuasi yang cukup besar di tahun ini. Sempat mengalami tekanan yang dalam di kuartal I hingga III karena dampak pandemi Covid-19, industri properti mulai terlihat ada tanda-tanda kebangkitan mendekati akhir tahun ini.
"Di tahun 2020 ini kita lihat masih sangat dinamis, tahun yang menjadi ujian terhadap keuletan para pelaku industri properti nasional. Sebenarnya 2020 ini digadang-gadang sebagai tahun kebangkitan dari sektor properti. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, optimisme ini memang sedikit meluntur," ujar Country Manager Rumah.com, Marine Novita di Jakarta, Senin (7/12).
Berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index, indeks yang berisi dinamika pasar properti di Indonesia, memperlihatkan bahwa dampak pandemi Covid-19 terhadap pasar properti nasional tercermin lewat turunnya indeks suplai properti pada kuartal I 2020. Di mana secara tahunan, indeks suplai properti biasanya justru mengalami kenaikan pada kuartal I setiap tahun dibandingkan kuartal IV tahun sebelumnya.
Meski demikian, tanda-tanda kebangkitan industri properti di Tanah Air mulai terlihat di penghujung tahun ini . "Jika dilihat dalam grafik, Q1, Q2, dan Q3 tahun 2020 memang terpengaruh akibat adanya Covid-19. Namun di akhir tahun, kita lihat ada tanda-tanda kebangkitan terkait dengan properti jika dilihat dari indeks harga," ujar Marine.
Indeks harga mengalami penurunan di kuartal III 2020 yang berada pada angka 111,2, turun sebesar 0,6 persen secara tahunan (year-on-year). Penurunan indeks harga properti tahunan ini adalah yang pertama terjadi dalam lima tahun terakhir.
Sinyal Positif Lainnya
Sinyal positif di penghujung tahun juga terlihat pada indeks suplai. Indeks suplai secara tahunan pada kuartal III 2020 berada pada angka 144,7 atau naik sebesar 24,9 persen (year-on-year), ini sekaligus menjadi indeks tertinggi dalam lima tahun terakhir. Kecemasan sempat muncul ketika indeks suplai ini mengalami penurunan sebesar 7 persen pada kuartal I 2020, atau awal masa pandemi.
Secara tahunan, indeks suplai properti biasanya mengalami kenaikan pada kuartal pertama setiap tahunnya dibandingkan kuartal keempat tahun sebelumnya. Indeks harga pada kuartal ini naik tipis sebesar 0,3 persen.
Sementara itu, indeks suplai turun cukup besar, yakni sebesar 5,4 persen. Penurunan indeks suplai ini diakibatkan oleh langkah pengembang yang menahan peluncuran properti baru.
Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai bulan April 2020 di mana Pemerintah membatasi hampir seluruh kegiatan usaha dan perkantoran menjadi pukulan telak bagi ekonomi nasional secara umum termasuk industri properti. Indeks harga kuartal kedua ini turun 1,7 persen dari kuartal sebelumnya atau berada pada angka 110,6.
Memasuki akhir kuartal II 2020, pengembang dan penyedia suplai properti lebih optimistis dengan akan datangnya situasi kenormalan baru dengan mulai meluncurkan suplai-suplai baru. Ini terlihat dari kenaikan indeks suplai properti menurut indeks suplai pada kuartal II 2020 yang naik sebesar 20,8 persen dibandingkan kuartal sebelumnya atau berada pada angka 131,6.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.
Baca SelengkapnyaData Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca SelengkapnyaBanyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaKepemilikan apartemen tidak hanya untuk hunian, namun juga dapat dijadikan sebagai instrumen investasi yang memberikan imbal hasil bagi pemiliknya.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tren permintaan properti oleh generasi milenial tengah mengalami lonjakan. Minat generasi milenial dalam membeli rumah tapak mencapai 64,4 persen.
Baca SelengkapnyaDinamika minat investasi pada IKN meningkat, apalagi pemerintah menjamin risiko demand pada tahap awal.
Baca Selengkapnya