Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indonesia Rawan Banjir Imbas Jumlah Sungai Berstatus Kritis Meningkat Tiap Tahun

Indonesia Rawan Banjir Imbas Jumlah Sungai Berstatus Kritis Meningkat Tiap Tahun Tanggul Sungai Citarum jebol di Bekasi. ©Liputan6.com/Herman Zakharia

Merdeka.com - Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jarot Widyoko mengapresiasi, upaya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo untuk merehabilitasi lahan di hulu sungai Citarum melalui program penghijauan. Upaya ini, menurut Jarot, terbukti bisa mengurangi volume limpasan air hujan ke aliran sungai yang kerap menyebabkan musibah banjir.

"Kami patut berbangga ada ide yang sudah di motori oleh Kepala BNPB terutama di daerah Citarum. Ini suatu kegiatan yang luar biasa dengan membersihkan dan menanam pohon di DAS untuk merehabilitasi lahan," ungkapnya dalam Rakornas Penanggulangan Bencana 2021 bertema Tangguh Hadapi Bencana, Jumat (5/3).

Dia bilang, untuk saat ini, jumlah sungai berstatus kritis meningkat tajam di Indonesia. Hal ini ditandai dengan kian menyusutnya volume air yang tertahan di DAS, sehingga bencana banjir marak terjadi saat memasuki musim penghujan.

"Sekarang air yang tertahan di DAS tinggal 10 sampai 15 persen kurang. Itu menunjukkan limpasan sungai menjadi besar, ini trennya naik setiap tahun," bebernya.

Maka dari itu, dia mengajak seluruh Pemerintah Daerah dan stakeholders terkait lainnya untuk meniru semangat Kepala BNPB dalam merehabilitasi lahan di hulu sungai wilayahnya. Namun, bisa dengan cara-cara yang berbeda-beda disesuaikan dengan kemampuan sumber daya yang ada.

"Untuk mengurangi limpasan ke sungai bisa dengan bermacam-macam cara, ada biopori, bisa juga membuat sumur serapan, atau membangun embung, membuat situ-situ. Semua tujuannya kembalikan air hujan yang turun ke dalam bumi. Atau kita tahan air selama-lamanya ke bumi sebelum masuk ke sungai," tandasnya.

7 Penyebab Banjir Bandang yang Perlu Diwaspadai, Jangan Buang Sampah Sembarangan

Banjir bandang merupakan salah satu bencana alam yang cukup sering terjadi di Indonesia. Beberapa kali bencana ini telah merenggut nyawa masyarakat yang terkena dampaknya. Curah hujan yang sangat tinggi dan penebangan hutan yang dilakukan secara liar, masih menjadi masalah utama penyebab banjir bandang.

Sebagaimana kita tahu, banjir bandang memiliki kekuatan yang sangat dahsyat sehingga bisa menumbangkan pohon-pohon, menghancurkan bangunan, dan bahkan menelan korban jiwa. Seperti dikutip dari National Weather Service, banjir bandang bisa terjadi ketika tanah tidak mampu menyerap air dengan baik atau ada hambatan di aliran sungai. Biasanya, banjir bandang akan datang secara tiba-tiba dan terjadi sangat cepat.

Tidak bisa dimungkiri, terjadinya banjir bandang banyak disebabkan oleh kebiasaan buruk sehari-hari seperti membuang sampah ke sungai dan penebangan hutan secara liar. Maka dari itu, sudah semestinya seluruh lapisan masyarakat memerhatikan perihal penyebab banjir bandang ini, agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang.

Berikut beberapa penyebab banjir bandang yang dilansir dari Liputan6.com:

Membuang Sampah Sembarangan

Salah satu penyebab banjir bandang yang paling utama adalah membuang sampah sembarangan. Kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya pasti akan memberi dampak buruk bagi lingkungan. Tak hanya menyebabkan lingkungan menjadi kotor, membuang sampah sembarangan juga bisa menghambat aliran sungai, yang akhirnya memicu banjir bandang.

Ketika sampah-sampah tersangkut, aliran sungai akan berhenti dan volumenya akan semakin membesar. Hal inilah yang berpotensi menimbulkan tekanan sangat besar.

Curah Hujan Tinggi

Tidak bisa dimungkiri bahwa hujan dengan itensitas tinggi juga dapat menyebabkan banjir bandang. Tingginya curah hujan yang terjadi, berdampak pada meningkatnya volume air di daratan. Jika air tidak bisa terserap dengan sempurna oleh tanah atau dialirkan ke sungai, kondisi ini bisa menjadi penyebab banjir bandang, terutama di area perbukitan.

Penebangan Hutan Liar

Sebagaimana kita tahu, pohon atau tumbuhan berperan penting untuk meresap air yang jatuh ke tanah. Jika terjadi penebangan pohon besar-besaran, dapat berpotensi memicu terjadinya banjir bandang. Selain itu, penebangan hutan yang dilakukan secara liar juga bisa meningkatkan risiko tanah longsor.

Bencana longsor terjadi karena tidak mempunyai tanah untuk menahan beban dari air yang terus menerus menerpa. Kondisi ini akan semakin parah jika lokasinya berada di sekitar tebing yang curam.

Bendungan Rusak

Bendungan yang rusak juga dapat menjadi penyebab banjir bandang. Bendungan bisa rusak atau jebol ketika hujan lebat datang dan permukaan air naik. Bendungan yang sudah tua meningkatkan risiko mengalami kerusakan dan menjadi penyebab banjir bandang.

Tanggul jebol ini pernah terjadi di Situ Gintung, Tangerang, Banten pada 27 Maret 2009. Secara tiba-tiba, dua juta meter kubik air di situs warisan Belanda itu tumpah dan menyapu Perumahan Cirendeu Permai, Kampung Poncol, dan merusak beragam fasilitas umum di sekitarnya.

Daerah Dataran Rendah

Daerah dataran yang rendah juga bisa menjadi faktor penyebab banjir bandang. Ketika air turun dari dataran yang lebih tinggi, tentu akan mengalir ke dataran rendah. Hal inilah yang harus diwaspadai, karena derasnya air tersebut bisa memorakporandakan tembok-tembok rumah.

Bangunan di Daerah Resapan Air

Banyaknya bangunan penduduk yang seharusnya menjadi resapan air juga menjadi penyebab banjir bandang. Kondisi ini akan berpotensi menimbulkan aliran air yang besar dan kencang saat hujan deras tiba. Selain itu, banyaknya bangunan di daerah resapan ini juga akan mempercepat laju aliran air hujan dengan volume yang besar.

Kondisi Topografis

Semakin curam suatu lereng, maka kecepatan aliran air juga akan semakin cepat. Tentunya, hal ini dipengaruhi oleh kondisi tapografis di wilayah tertentu. Sejumlah daerah di Indonesia seperti di Kabupaten Jayapura, yang didominasi oleh kemiringan lereng curam, juga berisiko mengalami banjir bandang.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jakarta Diguyur Hujan Sejak Pagi, 38 Ruas Jalan Terendam Banjir
Jakarta Diguyur Hujan Sejak Pagi, 38 Ruas Jalan Terendam Banjir

Isnawa mengatakan, BPBD DKI Jakarta telah mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah.

Baca Selengkapnya
Jakarta Diguyur Hujan Deras Sejak Malam, Ini Titik-Titik Banjir di Hari Pencoblosan Pemilu
Jakarta Diguyur Hujan Deras Sejak Malam, Ini Titik-Titik Banjir di Hari Pencoblosan Pemilu

BPBD melaporkan sejumlah wilayah terdampak banjir akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota semalam.

Baca Selengkapnya
8 Jembatan Gantung Putus Akibat Banjir di Kabupaten Musi Rawas Utara
8 Jembatan Gantung Putus Akibat Banjir di Kabupaten Musi Rawas Utara

Bencana ini merendam 6 Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sejak Rabu 10 Januari 2024 lalu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kementan Pompanisasi Sawah Tadah Hujan di Banten
Kementan Pompanisasi Sawah Tadah Hujan di Banten

Kementan terus menggalakkan program bantuan pompanisasi, khususnya di lahan persawahan tadah hujan.

Baca Selengkapnya
Dirjen Imigrasi Siap Memperjuangkan Kenaikan Tunjangan Kerja Petugas Daerah Perbatasan
Dirjen Imigrasi Siap Memperjuangkan Kenaikan Tunjangan Kerja Petugas Daerah Perbatasan

“Saya sudah mengusulkan untuk sedang diproses mengenai peningkatan daripada tunjangan dari pegawai imigrasi yang berada di pulau terluar,"

Baca Selengkapnya
Perusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
Perusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen

Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.

Baca Selengkapnya
Bersaksi di Sidang MK, Menko Muhadjir Sebut Bansos Bukan Program Dadakan Jelang Pilpres 2024
Bersaksi di Sidang MK, Menko Muhadjir Sebut Bansos Bukan Program Dadakan Jelang Pilpres 2024

Muhadjir mengklaim bantuan pangan itu merupakan program lama yakni 2023, bukan program dadakan awal 2024 atau jelang Pilpres.

Baca Selengkapnya
Ganjar Siapkan Program-Program Ini Atasi Ancaman Kekeringan saat Puncak Kemarau
Ganjar Siapkan Program-Program Ini Atasi Ancaman Kekeringan saat Puncak Kemarau

Ganjar telah menggulirkan sejumlah program untuk mengatasi masalah krisis air masyarakat.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa di Pulau Bawean Selama 21 Hari
Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa di Pulau Bawean Selama 21 Hari

Pemerintah Kabupaten Gresik menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari terkait gempa di perairan Tuban atau lebih dekat dengan Kepulauan Bawean.

Baca Selengkapnya