Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indonesia intensifkan upaya kerjasama dengan negara Pasifik Selatan, ada apa?

Indonesia intensifkan upaya kerjasama dengan negara Pasifik Selatan, ada apa? Menko Perekonomian Darmin Nasution. ©2018 Merdeka.com/Istimewa

Merdeka.com - Pemerintah Indonesia akan meningkatkan kerjasama dengan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan. Selama ini negara-negara tersebut tidak memiliki hubungan yang baik dengan Indonesia karena masalah hak asasi manusia (HAM) di Papua.

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan selama ini memang negara-negara di kawasan tersebut cenderung tidak senang dengan Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah ingin menjalin hubungan yang lebih baik dengan negara-negara tersebut.

"Itu kan untuk membangun hubungan dengan 14 negara Pasifik Selatan. Itu kecil-kecil tapi itu satu suara di PBB karena itu negara merdeka. Dijelaskan oleh Menko Polhukam untuk membangun hubungan yang baik, karena mereka cenderung tidak senang dengan Indonesia," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/5).

Menurut Menko Darmin, sebenarnya Indonesia telah melakukan diplomasi melalui kunjungan menko polhukam ke sejumlah negara di kawasan tersebut. Namun, hal ini dinilai belum cukup dan perlu ada langkah diplomasi lanjutan.‎"Menko Polhukam itu sudah pernah ke sana, sudah pernah ngundang pejabat-pejabat juga, tapi beliau itu minta di-endorse oleh sidang kabinet," jelas dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani. Menurut dia, selama ini negara-negara di kawasan tersebut memang memberikan dukungan terhadap kemerdekaan di Papua.‎

"Ini lebih mengenai hubungan dengan negara-negara Pasifik Selatan, yang memang mereka mendorong kemerdekaan Papua. Kan sudah ada langkah-langkah yang dilakukan oleh Menko Polhukam yang berkunjung bersama-sama dengan kami, waktu itu saya juga ikut. Kita dari diplomasi ekonomi," kata dia.

Menurut Rosan, sebagai salah satu langkah diplomasi ekonomi Indonesia dengan negara-negara tersebut, pihaknya telah bekerja sama dalam pengembangan rumput laut.‎

‎"Kita sudah mengirimkan 50 Kg bibit rumput laut yang sekarang sedang dikerjasamakan dengan negara-negara tersebut. Kita juga sudah bertemu dengan BUMN Nauru, Eigigu Holding namanya," ungkap dia.

Selain itu, lanjut Rosan, para pengusaha Indonesia juga telah bekerja sama dengan memasok sejumlah komoditas yang dibutuhkan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan ini. Meski nilai perdagangan Indonesia dengan kawasan ini masih sangat kecil.

"Mereka ada kebutuhan untuk rotan. Mereka juga butuh untuk swalayan. Kita yang kita suplai dan ini sedang berjalan. (Potensi perdagangan)‎ Iya walaupun belum besar tetapi ini lebih pada kontribusi Kadin terhadap 14 negara itu yang telah mendukung kita di PBB (terhadap upaya pemerintah membangun Papua)‎," tandas dia.

Sebagai informasi, negara-negara yang masuk dalam kawasan ini antara lain Fiji, Kiribati, Kepulauan Marshall, Nauru, Mikronesia, Palau, Samoa, Kepulauan Solomon, Tuvalu, Vanuatu, Tonga, dan lain-lain.

Reporter:‎ Septian DenySumber: Liputan6.com

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Di Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri

Di Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri

Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.

Baca Selengkapnya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan

Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan

Dari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Bertemu Pengusaha dan Investor di Vietnam, Ini Dampak bagi Indonesia

Presiden Jokowi Bertemu Pengusaha dan Investor di Vietnam, Ini Dampak bagi Indonesia

Jokowi menyoroti pentingnya kolaborasi sektor bisnis untuk mewujudkan visi bersama kedua negara.

Baca Selengkapnya
Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia

Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia

Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.

Baca Selengkapnya