Indonesia Butuh Inovasi Kebijakan Keluar dari Jebakan Negara Kelas Menengah
Merdeka.com - Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti menyerukan, pentingnya percepatan transformasi birokrasi di setiap kementerian/lembaga dalam memanfaatkan tren pemulihan ekonomi nasional untuk mewujudkan target Indonesia kembali jadi negara menengah atas pada 2023 mendatang. Sebagaimana diungkapkan Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa dalam beberapa waktu lalu.
Amalia bilang, salah satu bentuk transformasi birokrasi ialah meninggalkan cara kerja berbasis business as usual. Mengingat, di tengah pandemi ini menuntut proses birokrasi yang lebih efisien dan tidak berbelit seperti saat ini.
"Perlu saya sampaikan, apabila kita hanya melakukan proses (birokrasi) business as usual artinya kita belum bisa mengembalikan trajectory perekonomian Indonesia pada trjectory ekonomi sebelum krisis Covid-19," terangnya dalam webinar bertajuk Outlook Perekonomian Global dan Indonesia, Jumat (20/8).
"Kalau kita tidak bisa mengembalikan ekonomi Indonesia kepada trajectory sebelum krisis, maka kekhawatiran kita dapat menghambat tujuan atau cita-cita Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah sebelum tahun 2045," tambahnya.
Oleh karena itu, dia meminta kepada para pemangku kebijakan terkait untuk terus mendorong proses tranformasi birokrasi di masing-masing kementerian/lembaga. Dengan begitu, laju pertumbuhan ekonomi positif bisa terus dijaga setelah terciptanya alur birokrasi yang lebih efektif dan tidak berbelit.
"Artinya inisiatif yang kami lakukan di kedeputian ekonomi yaitu melakukan re-desaign transformasi ekonomi dan birokrasi Indonesia pasca Covid-19 ini pelru menjadi komitmen bersama. Karena ini menjadi upaya kita bersama untuk bisa mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi pasca Covid-19," pungkasnya.
Selanjutnya
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa berharap, Indonesia bisa kembali menjadi negara dengan kelas pendapatan menengah atas pada 2022 atau 2023.
"Kita sempat naik ke kelas pendapatan menengah atas sebelumnya, namun turun pada tahun ini menjadi pendapatan menengah bawah," ucap Suharso dikutip dari Antara, Rabu (3/8).
Penurunan kelas tersebut disebabkan karena adanya pandemi Covid-19 yang secara tiba-tiba sedikit mengubah jalur visi Indonesia keluar dari jebakan kelas menengah atau middle income trap sebelum tahun 2045.
Meski demikian, Suharso menegaskan bahwa akan mengembalikan Indonesia kembali ke jalur tersebut melalui transformasi ekonomi.
"Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa berangsur keluar dari jebakan kelas menengah yang ditargetkan pada tahun 2045," katanya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaKegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya dari Kementerian PUPR meningkatkan kapasitas SDM.
Baca SelengkapnyaTerdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaArtinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap gaji PNS dapat meningkatkan kinerja serta akselerasi transformasi ekonomi dan pembangunan nasional.
Baca SelengkapnyaKenaikan gaji para PNS sebesar 8 persen tersebut juga bagian dari pelaksanaan reformasi birokrasi.
Baca Selengkapnya