Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Impor Turun, Neraca Perdagangan Oktober 2019 Tercatat Surplus

Impor Turun, Neraca Perdagangan Oktober 2019 Tercatat Surplus BPS. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Oktober 2019 mengalami surplus. Realisasi ini membaik dari posisi neraca perdagangan Oktober 2018 yang mengalami defisit sebesar USD1,75 miliar.

Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan, bila dibandingkan secara bulanan, mengalami perbaikan dari September 2019 yang tercatat defisit USD163,9 juta. Adanya surplus tersebut bukan karena kinerja ekspor yang moncer, melainkan adanya penurunan tajam pada nilai impor.

"Menjadi catatan, surplus ini tercipta bukan karena ekspor yang naik, tapi karena impor turun lebih dalam. Ekspor kan juga tercatat turun," kata dia dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (15/11).

Dia menjelaskan, surplus sebesar USD 161,3 juta tersebut disumbang oleh sektor nonmigas sebesar USD 990,5 juta. Sektor minyak dan gas (migas) sendiri tercatat masih mengalami defisit sebesar USD 829,2 juta.

Laju Ekspor Impor

Nilai impor Oktober 2019 tercatat mencapai USD14,77 miliar. Realisasi ini mengalami penurunan tajam sebesar 16,39 persen dibandingkan dengan Oktober 2018 yang sebesar USD17,67 miliar. Namun bila dibandingkan dengan September 2019 terjadi peningkatan 3,57 persen dari USD14,26 miliar.

Kemudian nilai ekspor tercatat mencapai USD14,93 miliar. Realisasi ini mengalami penurunan 6,13 persen dari Oktober 2018 yang mencapai USD15,91 miliar. Tetapi dibandingkan dengan September 2019 mengalami peningkatan 5,92 persen dari USD14,10 miliar.

"Laju ekspor-impor di Oktober 2019 dipengaruhi sejumlah dinamika ekonomi global," ujarnya.

Di mana perdagangan internasional melemah dan harga komoditas bergerak fluktuatif. Seperti harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang tercatat menurun jadi USD59,82 per barel dari September 2019 yang sebesar USD60,84 per barel.

Di samping itu, ada pula komoditas nonmigas yang mengalami penurunan kinerja yakni karet, nikel, dan perak. Serta komoditas nonmigas yang mengalami peningkatan kinerja yakni coklat, batu bara, minyak sawit, juga seng.

"Diharapkan surplus neraca dagang tercipta, karena kinerja ekspor tumbuh dan impor menurun," ujarnya.

Komoditas yang Surplus

Secara rinci, pada komoditas non migas tercatat mengalami surplus USD990,5 juta. Sedangkan pada migas terjadi defisit sebesar USD829,2 juta.

Defisit migas terdiri dari nilai minyak mentah yang mengalami defisit USD237,5 juta dan hasil minyak defisit USD1 miliar. Namun pada gas tercatat surplus USD409,4 juta.

Adapun sepanjang Januari-Oktober 2019 kinerja neraca perdagangan Indonesia masih tercatat defisit sebesar USD1,79 miliar. Realisasi ini lebih baik dari periode Januari-Oktober 2018 yang defisit sebesar USD5,5 miliar.

Sementara itu laju komoditas nonmigas sepanjang awal tahun hingga akhir Oktober 2019 tercatat surplus sebesar USD5,48 miliar. Lebih rendah dari posisi akhir Oktober 2018 yang surplus USD5,2 miliar.

Sedangkan untuk komoditas migas tercatat defisit sebesar USD7,2 miliar. Nilai itu lebih baik dari periode yang sama di tahun lalu yang mengalami defisit sebesar USD10,8 miliar.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi, Totalnya Rp72,62 Triliun di Bulan Maret 2024
Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi, Totalnya Rp72,62 Triliun di Bulan Maret 2024

Kinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut
Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut

Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.

Baca Selengkapnya
Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar
Indonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar

Pudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Data BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar
Data BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar

Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.

Baca Selengkapnya
Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara
Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara

BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.

Baca Selengkapnya
Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023
Turun Tipis, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.087 Triliun per Oktober 2023

Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.

Baca Selengkapnya
BPS Sebut Produksi Beras Surplus, Pengamat dan Praktisi Minta Bulog Lakukan Penyerapan
BPS Sebut Produksi Beras Surplus, Pengamat dan Praktisi Minta Bulog Lakukan Penyerapan

BPS memperkirakan Indonesia akan mengalami surplus beras akibat panen raya petani yang terjadi sejak Januari hingga April 2024.

Baca Selengkapnya
APBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun
APBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun

Namun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baca Selengkapnya