Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ilmuwan dan Pengusaha di Bidang Kesehatan yang Jadi Miliarder di 2020

Ilmuwan dan Pengusaha di Bidang Kesehatan yang Jadi Miliarder di 2020 ilmuwan. shutterstock

Merdeka.com - Pandemi covid-19 telah mengubah kehidupan banyak orang di seluruh dunia. Virus baru ini sudah menewaskan lebih dari 1,7 juta orang di seluruh dunia. Banyak pihak yang melakukan pembuatan vaksin dan obat untuk menekan penyebaran virus ini.

Begitu vitalnya peran ilmuwan dan perusahaan farmasi pada akhirnya mendorong para investor berbondong-berbondong berinvestasi pada firma yang terlibat dalam pengembangan vaksin. Secara keseluruhan, terdapat 50 miliarder baru yang muncul di sektor perawatan kesehatan di tahun 2020.

Sosok miliarder baru paling terkenal pada tahun ini adalah Uğur Şahin dan Stéphane Bancel. Keduanya adalah ilmuwan di belakang kesuksesan pengembangan vaksin Pfizer (hasil kerja sama dengan BioNTech) dan Moderna.

CEO dari BioNTech, Şahin bersama dengan Özlem Türeci (istrinya) saat ini menggengam nilai saham perusahaan mencapai USD 4,2 miliar. Demikian pula mitranya di Moderna, Stéphane Bancel kini mempunyai total kekayaan bersih kurang lebih USD 4,1 miliar.

Kenaikan fantastis dari Moderna juga menghasilkan keuntungan untuk dua investor awal mereka yaitu, profesor Harvard Timothy Springer dan ilmuwan MIT Robert Langer.

Berikut ini adalah 10 miliarder baru yang mendapatkan penghasilannya dari usaha peralatan medis hingga pengembangan vaksin dari Covid-19, dilansir Forbes.

1. Ugur Sahin

Kekayaan Bersih: USD 4,2 miliarKewarganegaraan: JermanSumber Kekayaan: BioNTech

Dokter kelahiran Turki ini mendirikan BioNTech di Mainz, Jerman pada tahun 2008 bersama istrinya, Ozlem Tureci, yang sampai sekarang masih menjabat sebagai Kepala Petugas Medis perusahaan.

Şahin saat ini memiliki 17 persen saham dari perusahaan bioteknologi tersebut. Saat ini, saham dari BioNTech telah meningkat 160 persen sejak Januari didukung keberhasilan vaksin Covid-19 yang dikembangkan dalam kemitraan dengan Pfizer.

Pengembangan vaksin dari kedua perusahaan tersebut, sudah dinyatakan FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat) 95 persen efektif dalam melawan virus Covid-19. Dosis pertama dari vaksin itu sendiri akan diluncurkan di Inggris pada 8 Desember dan di AS pada 14 Desember, dengan lebih banyak dosis disediakan untuk Uni Eropa, Jepang dan Kanada.

2. Stephane Bancel

Kekayaan Bersih: USD 4,1 miliarKewarganegaraan: PrancisSumber Kekayaan: Moderna

Sebelum menjadi CEO dari Moderna, pria kelahiran Prancis ini sebelumnya pernah menjadi CEO dari perusahaan diagnostik Prancis BioMerieux. Saat ini, Bancel memiliki sekitar 6 persen saham Moderna, walaupun turun dari sekitar 9 persen saat pertama kali dirinya menjadi miliarder pada Maret lalu.

Penjualan lebih dari satu juta saham Moderna tersebut dilakukan setelah, saham perusahaan itu sendiri meroketsebanyak 550 persen sejak awal tahun. Pada 18 Desember sendiri, vaksin Covid-19 Moderna merupakan vaksin kedua yang sudah disetujui regulator di AS.

Vaksin Moderna juga sudah dinilai efektif sebesar 95 persen dalam menangkal virus Covid-19. Dosis vaksin pertama dari Moderna akan diberikan ke AS, yang memesan 200 juta dosis dengan opsi untuk 300 juta lebih.

3. Yuan Liping

Kekayaan Bersih: USD 4,1 miliarKewarganegaraan: KanadaSumber Kekayaan: Farmasi

Yuan memiliki 24 persen saham dari salah satu produsen vaksin terkemuka di China, Shenzhen Kangtai Biological Products usai perceraian dengan ketua perusahaan Du Weimin pada Juni. Perpisahan tersebut sontak membuat Yuan menjadi wanita terkaya di Shenzhen.

Valuasi saham dari Kangtai naik 90 persen sejak awal tahun 2020, dimana Yuan sendiri sudah bekerja di perusahaan tersebut dari tahun 2012 hingga 2015 sebagai direktur. Kangtai sendiri adalah manufaktur eksklusif dari China yang bekerja sama denganAstraZeneca dan Universitas Oxford, untuk mengembangkan vaksin.

Tetapi perusahaan ini sendiri mempunyai catatan sejarah yang kurang baik. Pada tahun 2013, vaksin hepatitis B-nya dikaitkan dengan kematian 17 bayi, walaupun pada akhirnya penyidikan dari pemerintah berujung buntu dan beberapa pihak kritikus mendapatkan tekanan untuk menarik artikel tersebut. Sampai saat ini, perwakilan dari Shenzhen Kangtai tidak belum memberikan pernyataan soal isu tersebut.

4. Hu Kun

Kekayaan Bersih: USD 3,9 miliarKewarganegaraan: ChinaSumber Kekayaan: Peralatan Medis

Hu sendiri adalah ketua dari Contec Medical Systems, produsen perangkat medis yang berlokasi di kota Pelabuhan Qinhuangdao di timur laut China. Dia membawa perusahaan itu ke melantai di pasar saham Shenzhen pada Agustus 2020.

Dia menguasai hampir setengah dari saham perusahaan, yang naik hampir 150 persen sejak IPO. Sekitar 70 persen pendapatan Contec sendiri datang dari produk-produk medis rumah sakit seperti nebulizer, stetoskop, dan monitor tekanan darah.

5. Carl Hansen

Kekayaan bersih: USD 2,9 miliarKewarganegaraan: KanadaSumber kekayaan: AbCellera

Hansen adalah CEO dan salah satu pendiri AbCellera yang berlokasi di Vancouver. AbCellera sendiri adalah perusahaan bioteknologi yang menggunakan kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi perawatan antibodi paling efektif.

Hansen mendirikan perusahaanya pada 2012. Hingga 2019, dia juga bekerja sebagai profesor di University of British Columbia, tetapi pada akhirnya memutuskan untuk mengalihkan fokus pada AbCellera.

Ini bisa dibilang keputusan tepat mengingat kepemilikan sebesar 23 persen di perusahaan tersbut membuat dirinya masuk klub pendatang miliarder terbaru. AbCellera sendiri berhasil melantai di Nasdaq pada 11 Desember 2020.

6. Timothy Springer

Kekayaan bersih: USD 2 miliarKewarganegaraan: Amerika SerikatSumber kekayaan: Moderna

Sebagai ahli imunologi dan profesor kimia biologi dan farmakologi molekuler di Universitas Harvard, Springer adalah investor pendiri di Moderna pada 2010. Saat itu, dia menanamkan modal sekitar USD 5 juta untuk perusahaan tersebut.

Satu dekade kemudian, 3,5 persen sahamnya sekarang bernilai sekitar USD 1,6 miliar. Springer dikenal sebagai sosok yang aktif berinvestasi di bidang biotek, di mana dirinya memiliki saham kecil di perusahaan publik Scholar Rock and Morphic Therapeutic.

Springer berhasil mendapatkan bayaran terbesarnya di 1999. Di saat, dia menjual LeukoSite, perusahaan bioteknologi yang dia dirikan pada 1993 kepada Millennium Therapeutics seharga USD 635 juta.

7. Sergio Stevanato

Kekayaan bersih: USD 1,8 miliarKewarganegaraan: ItaliaSumber kekayaan: Kemasan medis

Stevanato adalah presiden dari perusahaan kemasan medis Italia Stevanato Group. Ini merupakan produsen botol kaca terbesar kedua di dunia dan pemasok botol kaca terkemuka untuk lebih dari 40 vaksin Covid-19.

Didirikan di pinggiran Venesia pada 1949 oleh ayahnya, Giovanni, perusahaan tersebut pun sekarang dijalankan anak-anak Sergio, Franco dan Marco, yang masing-masing menjabat sebagai CEO dan wakil presiden.

Perusahaan yang sekarang bernilai USD 700 juta ini pun juga merupakan produsen pena insulin terbesar di dunia dan membuat mesin yang mampu mensterilkan, dan mengemas miliaran botol, jarum suntik, dan produk kaca lainnya.

8. Robert Langer

Kekayaan bersih: USD 1,5 miliarKewarganegaraan: Amerika SerikatSumber kekayaan: Moderna

Dikenal sebagai "Edison of Medicine" untuk pekerjaannya di bidang teknis biomedis, Langer sendiri adalah profesor teknik kimia di Institut Teknologi Massachusetts. Langer merupakan investor awal dari Moderna pada 2010, dimana hingga kini, dia belum pernah menjual sahamnya. 3 persen sahamnya saat ini dilaporkan sudah bernilai sekitar USD 1,5 miliar.

Langer sendiri memiliki investasi kecil di perusahaan rintisan bioteknologi SQZ Biotechnologies dan Frequency Therapeutics yang diperdagangkan secara publik, di mana keduanya didirikan mahasiswa pascadoktoral dari labnya. Sekarang ini, Langer sudah memegang lebih dari 1.400 paten yang telah dilisensikan lebih dari 400 kali kepada perusahaan farmasi dan medis.

9. Premchand Godha

Kekayaan bersih: USD 1,4 miliarKewarganegaraan: IndiaSumber kekayaan: Farmasi

Godha memulai karirnya sebagai akuntan sewaan sebelum memasuki sektor farmasi pada tahun 1975. Saat itu pun, Godha berhasil mengakuisisi pembuat obat yang berbasis di Mumbai, Ipca Labs, dalam kemitraan dengan keluarga superstar Bollywood Amitabh Bachchan.

Ipca Labs sendiri melihat harga sahamnya hampir dua kali lipat tahun ini sebagian karena produksi dan penjualan tinggi terhadap obat antimalaria hydroxychloroquine yang dianggap kontroversial.

Obat itu sendiri pada awalnya berpotensi menjadi sebuah obat penyembuh dari pandemi, sampai pada akhirnya penggunaannya dilarang oleh WHO karena dianggap tidak memiliki efek terhadap angka kematian akibat Covid-19.

10. August Troendle

Kekayaan bersih: USD 1,3 miliarKewarganegaraan: Amerika SerikatSumber kekayaan: Pelayanan farmasi

Troendle adalah seorang CEO sekaligus pendiri Medpace, perusahaan yang melakukan kontrak dan uji klinis untuk perusahaan farmasi. Sebelum mendirikan Medpace pada 1992 dan mempublikasikannya pada 2016, dokter lulusan Universitas Maryland tersebut bekerja padafarmasi raksasa Swiss Novartis.

Lab Medpace sendiri menangani keseluruhan layanan farmasi, mulai dari tes usap dan antibodi untuk Covid-19hingga menjalankan uji klinis kompleks terhadap vaksin.

Forbes sendiri memperkirakan bahwa Troendle, yang memiliki sekitar 21 persen saham Medpace, sekarang bernilai sekitar USD 1,3 miliar. Angka tersebut pun menjadi Troendle sebagai pengusaha perawatan kesehatan terbaru yang bergabung dengan klub miliarder pada tahun 2020.

Reporter: Yoga Senjaya Putra

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.

Baca Selengkapnya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
⁠Contoh Permasalahan Lingkungan dan Solusinya, Cara Terbaik Antisipasi Bencana
⁠Contoh Permasalahan Lingkungan dan Solusinya, Cara Terbaik Antisipasi Bencana

Merdeka.com merangkum informasi tentang contoh permasalahan lingkungan hidup dan solusinya.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN
Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN

Tahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.

Baca Selengkapnya
Komplikasi adalah Perubahan Kondisi Penyakit dalam Tubuh, Begini Penjelasan Penyebab dan Jenisnya
Komplikasi adalah Perubahan Kondisi Penyakit dalam Tubuh, Begini Penjelasan Penyebab dan Jenisnya

Dalam dunia medis, komplikasi merujuk pada kondisi di mana sebuah penyakit memicu penyakit lainnya yang akhirnya memunculkan efek perubahan itu sendiri.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya