Hipmi: Minimnya jumlah pengusaha jadi salah satu kelemahan kita
Merdeka.com - Ketua Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumatera Selatan periode 2016-2019, Akbar Alfaro menyayangkan minimnya jumlah pengusaha yang ada Indonesia. Menurutnya, jumlah pengusaha di Indonesia tercatat hanya mencapai 1,6 persen dari total jumlah penduduk.
Angka ini jauh lebih rendah dibanding negara ASEAN lainnya, seperti Singapura sebanyak 7 persen, Malaysia 5 persen, Thailand 4,5 persen, dan Vietnam 3,3 persen jumlah pengusahanya.
Padahal, ekonomi sebuah negara diprediksi akan maju jika persentase pengusahanya di atas 2 persen. Ironisnya, pengusaha muda hanya berada di bawah 1 persen dari total dari pengusaha di Indonesia.
"Ini salah satu kelemahan negara kita, jumlah pengusahanya masih minim, apalagi pengusaha muda, kalah jauh dengan negara tetangga," ungkap Gerry kepada merdeka.com, Jumat (27/10).
Menurut dia, rendahnya angka pengusaha di Indonesia disebabkan pola pikir masyarakat yang masih berpatokan menjadi karyawan atau Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kehidupan di titik aman dan nyaman sudah melekat secara turun-temurun.
"Mestinya kita membuka diri menjadi wirausahawan, pengusaha. Artinya tidak bergantung dengan orang lain sebagai karyawan dan PNS, padahal membuka usaha adalah sangat menjanjikan," ujarnya.
Untuk menjadi pengusaha, kata dia, banyak hal yang dilakukan. Apalagi, pemuda saat ini hidup di era milenial dengan segala kemudahan akses. Modernisasi mestinya dimanfaatkan dengan baik untuk menghasilkan uang dan karya.
"Zaman sekarang lebih mudah dibanding dulu, ini harus dimanfaatkan. Mestinya kita jadi produsen bukan konsumen melulu," kata dia.
Hanya saja, banyak orang terkendala permodalan. Gerry memberikan solusi bagi calon pengusaha low budget dengan usaha paling mudah, semisal online shop, perantara jual beli, dan lainnya. Usaha itu tidak terlalu berisiko bangkrut dan membutuhkan modal besar.
"Sebenarnya usaha apapun pasti berisiko, tinggal kita siasati. Orang takut gagal pasti tidak akan maju, tidak besar, dan kokoh, itu pepatah terkenal, sayangnya kita masih bergelut di situasi aman," terangnya.
"Banyak yang bisa kita lakukan untuk bangsa. Maka bagi saya, pemuda saat ini bukan cuma berkarya, tetapi saatnya bekerja jadi pengusaha," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 2017 memaparkan bahwa asas pemilu adalah langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 terdapat 214 juta penduduk Indonesia yang berada di usia kerja.
Baca SelengkapnyaJemaah haji dengan latar belakang ini pun harus mendapatkan pelayanan khusus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaSyarat menjadi pemilih dalam Pemilu penting diketahui setiap warga negara Indonesia.
Baca SelengkapnyaAlasannya karena gaji pekerja di Singapura lebih tinggi dibandingkan pekerja di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaApa arti pemilu? Berikut penjelasannya secara rinci.
Baca Selengkapnya