Hatta pede defisit neraca perdagangan hanya sementara
Merdeka.com - Pemerintah mengatakan akan terus mengamati dan mencari jalan keluar dari ancaman yang terus membayangi neraca perdagangan Indonesia.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan, defisit neraca perdagangan hanya diakibatkan oleh besarnya impor migas. Impor migas disebut terus bertambah setiap tahunnya. Walaupun demikian, Hatta menilai defisit neraca perdagangan hanya bersifat sementara.
"Defisit lebih diakibatkan impor migas meningkat. Saya berharap neraca perdagangan hanya temporary dan akan membaik karena harga komoditas akan membaik," ucap Hatta di Yogyakarta akhir pekan ini.
Walaupun harga komoditas diprediksi bakal membaik, pemerintah tetap memantau dan mewaspadai ancaman yang berasal dari kondisi perekonomian Amerika yang saat ini tengah berupaya menekan defisit mereka.
Pemerintah akan menjaga momentum konsumsi masyarakat agar tidak terlalu berpengaruh. "Market domestik kita jaga, impor konsumtif kita kurangi," ucap Hatta.
Hatta mengatakan, impor sektor konsumtif memang tidak bisa dihentikan dengan mudah. Jangan sampai kebijakan tersebut menabrak aturan WTO yang akhirnya berdampak pada ekspor Indonesia.
"Jangan menabrak WTO protection nanti ini tidak baik untuk ekspor kita. Agar impor bahan konsumsi tidak terlalu membengkak pertumbuhan yang tinggi jangan sampai over heating," tutup Hatta.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaBulog janji penugasan impor beras akan dikelola dengan baik untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran di pasaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Turunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaHarapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca Selengkapnya