Hasrat ingin perpendek waktu tempuh Bandung-Jakarta

Merdeka.com - Dengan menggunakan Kereta Api Agro Parahyangan waktu perjalan Bandung-Jakarta yang mencapai 120 kilometer harus ditempuh dengan waktu sekitar 3 jam. Bahkan sampai 4 jam jika jalur di kawasan tersebut sedang dilanda hujan lebat.

Bukan hanya waktu yang panjang jika dibandingkan lewat Jalan Tol Cipularang dengan menggunakan mobil yang saat ini bisa dicapai dengan waktu tempuh 2,5 jam. Jalur kereta Bandung-Jakarta sangat rawan longsor.

Sering kali, Kereta Api mengalami anjlok terutama saat memasuki kawasan Ciganea Purwakarta sampai Cikalong Wetan, Bandung Barat, yang daerahnya berada diantara perbukitan yang membuat kereta mengalami keterlambatan kedatangan.

Pemerintah berhasrat, akan membangun kereta cepat dalam tiga tahap yakni tahap pertama Jakarta-Bandung, tahap dua Bandung ke Cirebon dan tahap tiga dari Cirebon ke Surabaya. Bahkan waktu tempuh untuk Bandung-Jakarta dengan adanya kereta api cepat nantinya hanya kurang dari 1 jam.

Direktur Komersil Sulistyo Wimbo Hardjito mengungkapkan PT Kereta Api saat ini belum berminat terjun langsung pada pengembangan kereta api cepat. Di Indonesia, Kereta Api cepat harus memiliki jalur tersendiri tidak bisa menggunakan jalur yang selama ini digunakan PT KAI. "Banyak perlintasan di Indonesia. Kalau mau kereta cepat, harus jalur tersendiri," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (26/9).

Dia mengatakan secara sarana dan prasarana yang dimiliki PT KA tidak bisa menggunakan kereta api cepat. Jalur atau rel kereta yang ada saat ini hanya berukuran 1,06 meter jauh dengan standar kereta api cepat yang minimal harus 1,4 meter. "Belum termasuk infrastruktur listrik, karena selama ini PT KA hanya menggunakan kereta BBM atau diesel. Hanya kereta komuter Jakarta yang menggunakan listrik,"

Wimbo menuturkan pengalaman naik kereta api cepat di China terasa tidak ada goncangan, kedap suara walaupun kecepatan mencapai 330 kilometer sehingga jarak Wuhan Guangzhow China, 968 kilometer hanya ditempuh dengan waktu 2 jam. "Rata rata kecepatan kereta api dalam negeri saat ini 90 kilometer per jam. PT KA akan meningkatkan sampai 110 kilometer per jam," ujarnya.

Dia mengatakan dengan rata-rata kecepatan 90 kilometer per jam jarak Jakarta- Surabaya saat ini mencapai 9 jam. Jika ada pengurangan kecepatan sampai 110 kilometer per jam waktu tempuh dimungkinkan bisa 7 jam sampai 8 jam. "Kecepatan 110 per jam di Indonesia sudah cukup. Saat ini," ujarnya. Saat ini pertumbuhan penumpang kereta api mencapai 5 persen dengan jumlah yang diangkut mencapai 180 juta menggunakan 1100 perjalanan kereta per hari.

Bukan hanya soal sarana dan prasarana yang harus diubah total, yang membutuhkan investasi besar. Daya beli masyarakat Indonesia dinilai saat ini belum cukup memungkinkan untuk membayar tiket kereta api cepat yang mahal. Misalkan untuk naik kereta cepat China dari Wuhan ke Guangzhou, China menghabiskan uang 780 yuan atau setara Rp 1,1 juta. "Investasinya mahal, membutuhkan garansi negara. Itu yang diminta investor," katanya.

Deputi bidang sarana dan prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Dedi Priatna mengaku tidak mungkin investor hanya membangun jalur kereta cepat dari Bandung ke Jakarta. "Tidak efisien terlalu pendek, 25 menit sudah sampai," ujarnya.