Harga minyak dunia naik setelah turunnya persediaan AS
Merdeka.com - Harga minyak dunia kembali naik pada Kamis (Jumat pagi WIB), dan kenaikan harga terjadi setelah berfluktuasi dalam kisaran yang ketat. Hal ini terjadi karena para investor terus mempertimbangkan data persediaan minyak mentah Amerika Serikat.
Persediaan minyak mentah Amerika Serikat turun 2,4 juta barel menjadi 454,9 juta barel pekan lalu. Demikian laporan Badan Informasi Energi AS (EIA) dikutip dari Antara.
Sebelumnya, American Petroleum Institute (API) melaporkan pada Selasa (31/10) bahwa persediaan minyak mentah AS turun 5,1 juta barel pada pekan lalu.
Para analis mengatakan, data EIA secara signifikan lebih rendah dari pada angka API, dan harga minyak telah turun sejak data EIA keluar.
Sementara itu, melemahnya nilai tukar USD juga membuat minyak berdenominasi USD lebih menarik bagi para pemegang mata uang lainnya.
Dolar AS turun terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Kamis (2/11), karena Wall Street mencerna pengumuman terbaru negara itu tentang reformasi pajak.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,14 persen menjadi 94,685 pada akhir perdagangan.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik USD 0,24 menjadi menetap di USD 54,54 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, naik USD 0,13 menjadi ditutup pada USD 60,62 per barel di London ICE Futures Exchange.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaTujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaHal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian ini mengikuti tren fluktuasi harga rata-rata publikasi minyak dunia.
Baca Selengkapnya