DPR sebut kinerja BKPM sangat buruk, tak bisa bawa investor ke RI

Merdeka.com - Ketua Komisi XI DPR RI, Melchias Marcus Mekeng menilai kinerja Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) sangat buruk tahun ini. Hal tersebut karena lembaga yang dipimpin oleh Thomas Lembong tersebut tak berhasil membawa investor asing masuk ke Indonesia. Malah menurutnya, banyak dana asing keluar dari Indonesia sejauh ini.
"Ini kerja BKPM yang menurut hemat saya sangat jelek. Karena tidak bisa membawa investor datang ke sini," ujar Mekeng saat rapat kerja dengan perwakilan pemerintah di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/9).
Padahal, kata Mekeng, seluruh komponen ekonomi secara keseluruhan menunjukkan angka positif dalam menyerap dana asing. Beberapa di antaranya pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dan inflasi yang terjaga di 3,5 plus minus 1 persen.
"Kalau lihat profil pertumbuhan ekonomi kita ke sini kan bagus. Masih plus 5 persen. inflasi masih terkendali, tetapi kenapa orang enggak mau datang ke kita. Nah, ini saya titip ke Bu Menteri (Sri Mulyani) saja," jelas Mekeng.
Mekeng menambahkan untuk menarik investasi masuk, pemerintah melalui Kementerian Koordinator bidang Perekonomian yang dipimpin oleh Darmin Nasution perlu melakukan kebijakan lain. Selain itu, kebijakan baru juga diperlukan untuk menarik dana yang sempat keluar karena normalisasi suku bunga Amerika Serikat.
"Tentunya dari sisi pemerintah, ini porsinya Pak Darmin. Karena kebijakan ekonomi apa yang akan diambil Menko Perekonomian untuk membalik USD 37 miliar yang keluar ke kita," jelasnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menilai, penurunan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di kuartal II-2018 hingga 12,9 persen, merupakan yang pertama terjadi dalam 5 tahun terakhir.
"Ini pertama kali sejak 2013. Ini data kami sejak 2013. Dari 2013 itu enggak pernah kejadian," ujar dia di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (14/8).
Dia mengungkapkan, sejak 2017, pertumbuhan investasi asing memang terus mengalami perlambatan. Hingga akhirnya pada kuartal II ini realisasi investasi ini mengalami penurunan.
"Misalnya kuartal II-2017 itu Rp 109,8 triliun, kuartal III-2017 Rp 111,7 triliun, kuartal IV Rp 112 triliun. Jadi hampir nol pertumbuhannya. Ini perlambatannya sudah kelihatan, terus turun hingga akhirnya minus," kata dia.
Menurut Azhar, negara asal PMA yang banyak mengalami penurunan adalah Korea Selatan. Jika sebelumnya, Negeri Ginseng selama masuk dalam lima besar PMA, namun kali ini investasinya turun signifikan dari USD 900 juta di kuartal I 2018 menjadi USD 211,9 juta di kuartal II 2018 dan melorot ke posisi 8.
"Korea Selatan itu turun paling jauh, makanya dia enggak masuk lagi lima negara investasi paling besar di Indonesia," ungkap dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Anies Ungkap Alasan Investor Asing Malas Kucurkan Modal untuk Proyek-Proyek Indonesia
Jika kepercayaan para investor meningkat, secara otomatis akan meningkatkan nilai modal asing yang akan masuk.
Baca Selengkapnya

Analis Ungkap Keuntungan TikTok Investasi Rp23,4 Triliun ke Tokopedia
Tokopedia telah memiliki ekosistem yang matang dalam mendukung bisnisnya sebagai e-commerce.
Baca Selengkapnya

Strategi Menteri Bahlil Kejar Target Investasi Rp1.650 Triliun di Tahun 2024
Tingginya target investasi tersebut untuk mendorong ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang di atas 5 persen.
Baca Selengkapnya

Di COP28, Erick Thohir Pamer Keberhasilan RI Atasi Dampak Perubahan Iklim Lewat Mangrove
Erick Thohir menghadiri COP28 menggantikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan.
Baca Selengkapnya

46 Tahun Beroperasi, Ini Inovasi Pupuk Kaltim Kurangi Emisi Karbon di Indonesia
Berbagai inisiatif telah diterapkan untuk mewujudkan transformasi hijau industri.
Baca Selengkapnya

Kedai Kopi di Jakarta Ini Disebut Tertua di Indonesia, Berdiri Tahun 1878
Ini jadi kedai kopi pertama di Jakarta sejak 1878, bertahan selama 145 tahun.
Baca Selengkapnya

Suplai Listrik Hijau ke IKN, PLTA Kayan Bakal Pakai Transmisi dari PLN
PLTA Kayan tahap pertama nantinya akan memiliki kapasitas hingga 900 MW.
Baca Selengkapnya

Indonesia Harus Kuasai Industri 4.0 Agar Masuk 10 Besar Ekonomi Terbesar Dunia
Perusahaan dituntut untuk bertransformasi secara digital, termasuk bidang manufaktur.
Baca Selengkapnya

Pemerintahan Digital Penting Agar Pelayanan Bisa Lebih Cepat
Pemerintah tengah berupaya mempercepat penerapan Sistem Pemerinta Berbasis Elektronik.
Baca Selengkapnya

Tak Ada Tempat Bermain, Ini Potret Miris Anak-Anak Jakarta Renang di Lautan Sampah
Tak hanya mengancam kesehatan, berenang di lautan sampah bahkan bisa merenggut nyawa anak-anak.
Baca Selengkapnya

FOTO: Keseruan NCT 127 Sapa Penggemar di Jakarta dalam 'Fact Check' Face To Face Album Sign Event
Dalam acara tersebut setiap member NCT 127 menandatangani album mereka untuk 35 NCTzen.
Baca Selengkapnya

Begini Nasib Ekonomi Jakarta Jika Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara
DKI Jakarta ke depannya harus bisa menjadi Global City yang sukses seperti Dubai.
Baca Selengkapnya