Di era Soeharto, petani Indonesia menjadi penyumbang pangan dunia
Merdeka.com - Petani Indonesia, pada era kepemimpinan Presiden Soeharto, disebut mampu memberikan bantuan pangan pada penduduk kelaparan dunia. Kejadian ini terjadi sewaktu Indonesia mencapai swasembada pangan pada medio 1984.
Dikutip dari buku otobiografi 'Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya', Soeharto mengungkapkan bahwa petani Indonesia memberikan bantuan secara gotong-royong dan sukarela sebesar 100.000 ton gabah untuk petani miskin dunia. Menurut Soeharto, para petani Indonesia memintanya menyerahkan gabah itu ke Food and Agricultural Organization (FAO) untuk kemudian diteruskan ke saudara-saudaranya dengan keluarga yang mengalami kelaparan di berbagai kawasan, khususnya di benua Afrika.
"Ini merupakan kejadian untuk pertama kalinya, dunia menyaksikan bantuan antar-petani," ujar Soeharto dalam sambutannya di perayaan ulang tahun ke-40 FAO di Roma pada 14 November 1985.
Soeharto mengungkapkan kegembiraannya pada prestasi dan kerja keras para petani dalam mendukung program swasembada pangan miliknya. Soeharto menyatakan, sebelum berswasembada, Indonesia adalah pengimpor beras yang jumlahnya cukup besar yakni sekitar 2 juta ton per tahun.
"Itu bukanlah keajaiban. Itu merupakan kerja keras seluruh bangsa kita, yang dilaksanakan secara ulet menurut suatu rencana pembangunan yang realistik tanpa kehilangan cita-cita masa depan," tuturnya.
Direktur Jenderal FAO Edouard Saouma, pada 1986, memberikan penghargaan pada Indonesia untuk memperingati keberhasilan Indonesia di bidang pertanian, khususnya dalam mencapai swasembada pangan. Penghargaan itu ditandai dengan sebuah medali yang di satu sisi bergambar wajah Soeharto dan di sisi lainnya bergambar seorang petani sedang menanam padi dengan tulisan 'From Rice Importer to Self-Sufficiency'.
Soeharto memutuskan untuk menjual medali yang terbuat dari emas, perak, dan perunggu itu dan hasilnya akan dipergunakan untuk membantu negara-negara kelaparan, serta membiayai aktivitas FAO dan negara-negara yang memerlukan bantuan FAO.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puncak impor beras terbesar Indonesia pada tahun 2023 sebanyak 3 juta ton.
Baca SelengkapnyaKLHK pun memberikan perhatian terhadap menangani polusi yang merusak lingkungan, maka limbah plastik tidak luput dari perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaIni merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tentara Pembela Tanah Air (PETA) merupakan pasukan militer yang aktif selama Perang Dunia II di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia sebagai negara ke-4 sebagai negara dengan konsumsi beras terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaMengetahui sejarah Pemilu di Indonesia dari masa ke masa sejak tahun 1955 sampai 2024.
Baca SelengkapnyaUpaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnya