Demo Omnibus Law Seret Rupiah ke Zona Merah Saat Penutupan
Merdeka.com - Rupiah hari ini ditutup melemah tipis 25 poin. Ini sesuai prediksi di level 14.725 dari penutupan sebelumnya di level 14.700. Dalam perdagangan besok pagi, mata uang rupiah kemungkinan akan bergerak fluktuatif.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menilai kondisi ini dipicu pasar sedang memantau demontrasi UU Omnibus Law siang tadi. Pihak keamanan terus bersiaga dan mengawal demonstrasi agar tidak ada pihak penyusup yang memanfaatkan situasi tersebut. Sehingga demonstrasi berjalan lancar dan tidak terjadi anarkisme.
"Keamanan yang ketat menambah kepercayaan pasar sehingga apa yang ditakutkan oleh pasar akan terjadi huru hara menjadi sirna," tutur Ibrahim dalam siaran persnya, Jakarta, Selasa (13/10).
Disamping itu, UU Omnibus Law yang sudah di setujui DPR dan disahkan oleh pemerintah akan membawa berkah bagi perkembangan ekonomi di masa mendatang.
Selain itu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 12-13 Oktober 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4 persen. BI sudah menahan bunga acuan ini 4 bulan berturut-turut.
"BI memandang bunga acuan tersebut masih inline dalam mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19," kata dia.
Faktor Eksternal
Sementara itu, dari sisi eksternal, sentimen datang dari penantian hasil pemilu AS. "Jika Biden menang atas Trump pada 3 November, janji kampanyenya untuk menaikkan pajak perusahaan dipandang negatif bagi greenback karena akan mengurangi pengembalian dari investasi di AS," tutur Ibrahim.
Selain itu kondisi pasar juga dipengaruhi harapan untuk kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa. Faktor lainnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menganjurkan negara untuk mengkarantina wilayah atau lockdown sebagai mengendalikan wabah virus corona.
Sebab, hal itu akan berdampak langsung pada perekonomian dan menyebabkan kemiskinan tingkat dunia meningkat. Dia mencontohkan sektor pariwisata yang ambruk akibat kebijakan penguncian wilayah (lockdown).
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaPerusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaNaiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca Selengkapnya