Daya beli masyarakat turun, omzet pedagang hewan kurban anjlok 60 persen
Merdeka.com - Sejumlah pedagang hewan kurban di Pekanbaru mengeluhkan penurunan omzet hingga 50 - 60 persen pada musim Idul Adha tahun ini karena pembeli berkurang.
"Kalau dulu sudah sekitar 50 - 60 persen stok sapi saya sudah terjual pada H-1 ini," ucap David salah seorang pedagang sapi di Jalan Soekarno-Hatta Pekanbaru, Selasa.
David menjelaskan bahwa sampai saat ini jumlah sapi yang terjual baru sekitar 45 ekor. Padahal tahun lalu dia mampu menjual 90 ekor sapi hingga H-1 Idul Adha. Jumlah penjualan tahun ini diklaim David sebagai angka penjualan terendah yang dia dapatkan selama berjualan hewan kurban sejak tahun 2008.
Dikatakan David hal ini tidak hanya terjadi untuk hewan sapi saja, namun juga untuk kambing. Menurutnya tahun ini jumlah kambing yang berhasil dia jual baru mencapai 20 ekor, sedangkan pada tahun lalu dia mampu menjual hingga 25 ekor kambing.
"Mau kambing atau sapi sama saja. Mungkin karena faktor ekonomi yang sedang lesu," ucapnya.
David menambahkan bahwa kondisi ini terjadi bahkan tanpa adanya kenaikan harga dari hewan kurban tersebut.
Dia mencontohkan untuk satu ekor sapi dijual dari harga Rp 15 juta hingga Rp 25 juta tergantung pada ukuran dan berat sapi tersebut. Sedangkan untuk kambing dijual dengan harga Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta per ekor.
Ditambahkan David bahwa dia sendiri sengaja mendatangkan hewan kurban tersebut dari Madura. Namun dengan lesunya daya beli masyarakat tersebut, dia terpaksa membawa hewan ternak tersebut ke Tembilahan untuk kemudian diternakkan.
Hal senada juga disampaikan Imam, pedagang hewan kurban di Jalan Arifin Achmad Pekanbaru. Dikatakan Imam bahwa daya beli masyarakat untuk tahun ini sangat jauh menurun.
Dia mencontohkan bahwa pada tahun lalu satu pekan menjelang Idul Adha dia mampu menjual hingga 80 ekor sapi. Jumlah tersebut terus bertambah hingga H-1.
Namun untuk tahun 2018 jumlah sapi yang mampu ia jual baru sekitar 60 ekor saja.
Kendati demikian, dia hanya bisa pasrah terhadap kondisi tersebut. Menurutnya daya beli masyarakat saat ini memang lemah akibat kondisi ekonomi yang terus menurun. "Mau bagaimana lagi. Ekonomi masyarakat memang menurun," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Telur Ayam Naik Tajam Jelang Ramadan, Pedagang Khawatir Pelanggan Kabur
Ipah menyebut, kenaikan harga telur ayam telah berlangsung selama satu pekan terakhir.
Baca SelengkapnyaHarga Telur Ayam Mulai Turun Jelang Idul Fitri, Ternyata Ini Pemicunya
Harga telur saat ini sudah mendekati harga acuan yang ditentukan pemerintah.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog: Masyarakat Tak Perlu Khawatir, Stok Beras Cukup dan Harga Mulai Stabil
Kebutuhan beras hingga Juni sudah terpenuhi. Untuk enam bulan ke depan menurut Bayu stok sudah aman.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal
Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaLebaran Bawa Berkah, Pedagang Ikan Hias Raup Omzet Rp5 Juta dalam Semalam
Bila sebelumnya paling banyak menghasilkan Rp1,5 juta, dia mengaku kali ini ada puluhan ikan peliharaannya itu diborong pembeli.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaBulog Beri Sinyal Harga Beras Bakal Turun Jelang Lebaran, Ini Faktor Pemicunya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaH-1 Jelang Puasa Ramadan, Pedagang Pasar Senen Bingung Harga Daging Sapi Terus Naik
Pedagang Pasar Senen mengaku merasa bingung untuk harga daging kerap melonjak setiap bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaStok Beras Bulog 1,4 Juta Ton, Aman untuk Libur Natal dan Tahun Baru
Pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca Selengkapnya