Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Bos Sinar Mas, Nasibnya Digantung Usai Ditunjuk Jokowi Jadi Dubes Korsel

Cerita Bos Sinar Mas, Nasibnya Digantung Usai Ditunjuk Jokowi Jadi Dubes Korsel Presiden Jokowi. ©Biro Pers Media Istana

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk Managing Director Sinar Mas Group Gandi Sulistiyanto sebagai Duta Besar Indonesia untuk Republik Korea. Pencalonan tersebut tertuang dalam Surat Presiden RI bernomor R-25/Pres/06/2021 terakhir 4 Juni 2021.

Sulis, sapaan Gandi Sulistiyanto mengaku sudah diberitahu sejak Januari 2021 lalu. Selama satu bulan dia banyak mendapatkan pesan singkat atau ucapan selamat dari berbagai pihak dan koleganya.

"Dari Januari sudah diumumkan, hampir setiap hari saya dapat ucapan selamat selama sebulan," kata Sulis memulai kisahnya pada acara Syukuran HUT Ke-53 Kadin Indonesia, Jakarta, Jumat (24/9).

Selang sebulan, dia masih belum mengetahui kapan dirinya akan mulai bertugas. Di sisi lain sudah banyak orang yang bertanya kapan dia akan mulai berkantor di Seoul, Korea Selatan. Sejak Februari, dia mengaku mulai malu ketika ada yang menanyakan nasibnya yang menjadi calon tunggal dubes di Korea Selatan.

Barulah pada bulan Juli dia mendapatkan panggilan untuk menjalani fit and proper test di DPR. Setelah menjalani uji kelayakan dan kepatutan, nasibnya kembali digantung. Sebab keputusan hasil uji tersebut baru diumumkan pada bulan September.

"Jadi Januari ditunjuk, baru Juli kira fit and proper tes dan hasilnya baru September. Ini lama sekali," kata Bos Sinarmas ini.

Sulis menyebut selama menjalani ini dia tidak sendiri, ada 32 calon duta besar lainnya yang juga bernasib sama. Salah satunya rekan satu organisasinya Rosan Perkasa Roeslani. Dia berkelakar, lamanya proses menjadi duta besar ini karena tugas Rosan sebagai Ketua Kadin Indonesia yang belum selesai. Beberapa di antaranya memilih calon Ketua Kadin selanjutnya, program vaksinasi gotong royong dan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.

"Kenapa ini begitu lama, ternyata ini karena Ketum Rosan. Ternyata Pak Rosan ini ditunggu karena tugasnya banyak yang belum selesai. Paling lama ini nunggu pengurus baru, RUU yang macam-macam, dan vaksinasi gotong royong," katanya sambil tertawa.

Proses Paling Lama

Saking lamanya menunggu proses menjadi duta besar, Sulis pun memberikan nama angkatan para calon duta besar ini dengan Garuda 33 Perjuangan. Sebab menurut Menteri Luar Negeri, Retno Edi Marsudi, gelombang pemilihan duta besar kali ini menjadi yang paling lama prosesnya.

"Di batch ini ada 33 calon duta besar dan menurut Menlu ini batch paling lama posisinya, jadi kami namai ini batch Garuda 33 Perjuangan, karena perjuangannya panjang sekali," kata dia.

Selain itu, penunjukan menjadi duta besar kali ini juga bukan hal yang mudah. Sebab pandemi membuat keadaan serba tidak pasti. Bahkan disebut-sebut sebagai proyek rugi. Namun dia mengaku tak akan mundur karena dalam tugasnya akan membawa misi Kadin sebagai organisasi tempatnya bernaung.

"Ini proyek rugi, gaji dubes ini USD 6.000 tetapi saya cukup bangga dan karena negara penempatan ini akan banyak dikunjungi orang. Memang ini proyek rugi tapi dalam tugas, saya akan bawa misi Kadin," kata dia mengakhiri.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pesan Jokowi ke Menteri: Bansos Harus Diteruskan
Pesan Jokowi ke Menteri: Bansos Harus Diteruskan

Jokowi juga mengingatkan agar penyaluran bansos dipantau ketat supaya tepat sasaran.

Baca Selengkapnya
Koalisi Masyarakat Sipil Beri Somasi Kedua Kepada Jokowi Agar Minta Maaf Karena Kecurangan Pemilu
Koalisi Masyarakat Sipil Beri Somasi Kedua Kepada Jokowi Agar Minta Maaf Karena Kecurangan Pemilu

Somasi pertama dikirim oleh Koalisi Masyarakat Sipil pada tanggal 9 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024

Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Canda Kaesang: Kalau Kesal dengan Mas Gibran, Coblos Wajahnya di Kertas Suara Pilpres
Canda Kaesang: Kalau Kesal dengan Mas Gibran, Coblos Wajahnya di Kertas Suara Pilpres

Putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu mengatakan masyarakat dalam mencoblos atau menusuk wajah atau badan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Jokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran
Jokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Jokowi bertemu Suya Paloh pada Minggu (18/2) kemarin.

Baca Selengkapnya
Ganjar soal Beda Ucapan dan Sikap Jokowi: Tak Boleh, Isuk Tempe Sore Dele
Ganjar soal Beda Ucapan dan Sikap Jokowi: Tak Boleh, Isuk Tempe Sore Dele

Setiap pernyataan yang keluar dari mulut pejabat negara selalu ada rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya
Nama Jokowi Diseret dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024, Begini Reaksi Istana
Nama Jokowi Diseret dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024, Begini Reaksi Istana

Nama Jokowi berulang kali disebut dalam sidang perdana sengketa hasil Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK
Presiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK

Pihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.

Baca Selengkapnya