Cegah Panic Buying, Pemerintah Diminta Prioritaskan Pemenuhan Kebutuhan Pokok
Merdeka.com - Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mendorong pemerintah lebih mengutamakan kebijakan yang berfokus pada ketersediaan dan kemudahan akses masyarakat terhadap kebutuhan pokok. Ini dperluka untuk mencegah terjadinya panic buying pada tataran masyarakat, akibat penyebaran virus corona di Indonesia.
"Kebijakan tersebut untuk memastikan masyarakat bisa mengakses kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau," kata Peneliti CIPS, Pingkan Audrine Kosijungan dalam keterangan tertulis pada Rabu (18/3).
Pinkan mengatakan bahwa kebijakan tersebut juga dapat menjaga pertumbuhan konsumsi masyarakat Indonesia. Sehingga efektif dalam menstimulus perekonomian nasional, yang cukup terdampak perlambatan ekonomi global akibat pandemi virus corona.
Terkait keputusan presiden Jokowi membentuk Gugus Tugas Penanganan Corona pada Jumat, 13 Maret 2020, dia meminta dalam teknis pelaksanaannya faktor koordinasi, sinergi dan keterbukaan informasi publik dengan pemerintah daerah dapat ditingkatkan.
"Kurang transparannya informasi mengenai perkembangan kasus ini, mendorong terjadinya panic buying,” imbunya.
Bahkan aksi panic buying yang terjadi pada tataran masyarakat berdampak negatif pada pergerakan pasar saham di Tanah Air. Seperti IHSG sempat menyentuh rekor terendah. Pagi ini indeks dibuka pada level 4.456,75 dan sempat menyentuh level 4.307,39.
"Angka ini merupakan rekor terendah dalam empat tahun terakhir," pungkasnya.
Jaga Pasokan Pangan
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Galuh Octania mengingatkan pemerintah untuk menjaga dan menjamin ketersediaan bahan pangan pokok di tengah pandemi virus corona. Pemerintah katanya harus belajar dari kondisi gula dan bawang putih yang tidak bisa dipenuhi pemerintah hingga harganya melonjak tajam.
"Pemerintah perlu belajar dari apa yang terjadi pada gula, bawang putih dan bawang bombai yang tidak mampu memenuhi permintaan pasar dan konsumen harus membayar sangat mahal," tegas Galuh dalam siaran pers yang diterima Merdeka.com, pada Rabu (18/3).
Menurutnya selama pandemi virus corona di Tanah Air ketersediaan beras menjadi sangat penting karena beras sendiri merupakan komoditi pangan pokok masyarakat Indonesia. Selain itu stabilitas harga jual beras, perlu diperhatikan pemerintah apalagi menjelang datangnya bulan suci Ramadan.
Untuk itu pemerintah diminta segera merealisasikan impor beras, guna mengantisipasi terjadinya kelangkaan stok beras nasional. Akan tetapi, pemerintah juga diharapkan memilih waktu yang tepat dalam mendatangkan beras impor agar tidak merugikan petani lokal.
"Supaya impor beras tidak berbarengan dengan masa panen raya," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fatoni mengatakan dalam penanganan inflasi perlu dilakukan secara bersama-sama agar mendapatkan hasil yang efektif dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaPara menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaCara Aman Angkat Benda Berat Agar Tidak Cedera, Penting Diketahui
Baca Selengkapnya