BRI Syariah Gandeng 170 Pondok Pesantren Genjot Keuangan Syariah di Indonesia
Merdeka.com - BRI Syariah terus berupaya meningkatkan ekonomi syariah dengan menggandeng sejumlah pondok pesantren. Diantaranya, pondok pesantren KH Aqil Siroj Kempek Cirebon dan pondok pesantren Ashayadi Solo.
"Jumlah tersebut terus bertambah dengan dukungan penuh dari stakeholder, sampai hari ini kami telah mengimplementasikan ekonomi keuangan syariah di 170 ponpes," ujar Direktur Bisnis Komersial BRI Syariah, Kokok Alun Akbar, dalam diskusi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, Selasa (28/7).
Secara rinci, terdiri dari tabungan pelajar sebanyak 22.4016 akun rekening, tabungan haji anak 345 rekening, payroll 2.167 rekening, pelayanan spp online, laku pandai, QRIS, kartu santri sebanyak 3.209 rekening dan penyaluran pembiayaan KUR sebanyak 147 rekening.
"Harapan kami melalui program ini, market share perbankan bisa tumbuh dan menjadikan perbankan syariah sebagai tulang punggung perekonomi indonesia ke depannya," kata Kokok.
Kokok menambahkan, produk simpanan BRI Syariah telah dilengkapi dengan layanan digital. Seperti QRIS online untuk tabungan dan cash management system untuk giro.
"Di sisi pembiayaan kami juga telah mengaplikasikan digital banking untuk pembiayaan mikro," imbuh Kokok.
BRI Syariah Optimistis Kinerja Baik Meski di Tengah Pandemi
Di masa pandemi ini, Kokok mengatakan kinerja BRI Syariah masih bisa tumbuh positif dengan melakukan ekspansi bisnis yang sehat. Serta dapat mempertahankan dana pihak ketiga dan meningkatkan porsi dana murah.
"Juni pertumbuhan dana BRI Syariah mencapai 23,01 persen dengan porsi dana murah sebesar 54 persen. Sementara pertumbuhan penyaluran tumbuh 56 persen secara yoy," urainya.
Kokok menambahkan, salah satu pendorong pertumbuhan pembiayaan ini adalah penyaluran KUR yang nantinya juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di pondok pesantren.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesantren ini punya bank sampah yang dikelola secara profesional
Baca SelengkapnyaPenganiayaan yang menyebabkan santri meninggal dunia kembali berulang. Kali ini dipicu uang Rp10.000 dan pihak pesantren terkesan menutupinya.
Baca SelengkapnyaSuwardi memulai usaha itu hanya dengan modal Rp300 ribu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pihak pondok pesantren mengantarkan jenazah korban ke rumahnya, tanpa lapor polisi.
Baca SelengkapnyaPembayaran menggunakan QRIS mencegah peredaran uang palsu dan tak perlu repot menghitung kembalian
Baca SelengkapnyaGibran mengajak keluarga pesantren memanfaatkan momentum ini sebaik mungkin agar Indonesia bisa menuju era emas pada 2045.
Baca SelengkapnyaOrang-orang yang mengkritik Gibran hanya mencari-cari alasan untuk menyalahkan.
Baca SelengkapnyaSiswanto bercerita dia pernah mencoba segala macam usaha dan pekerjaan, namun belum ada yang bertahan lama.
Baca SelengkapnyaSetelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya.
Baca Selengkapnya