BPS: Inflasi Mei 2016 capai 0,24 persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,24 persen pada Mei 2016. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran.
"Kelompok bahan makanan 0,30 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,58 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,02 persen, kelompok sandang 0,44 persen, kelompok kesehatan 0,27 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,03 persen, dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan 0,21 persen," ujar Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Rabu (1/6).
Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Mei) 2016 sebesar 0,40 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 3,33 persen.
Dari 82 kota IHK, 67 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak 1,67 persen dengan IHK 132,06 dan terendah terjadi di Singaraja dan Palangka Raya masing-masing 0,02 persen dengan IHK masing-masing 131,16 dan 120,37.
"Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong 0,92 persen dengan IHK 122,83 dan terendah terjadi di Maumere 0,01 persen dengan IHK 117,15," kata dia.
Komponen inti pada Mei 2016 mengalami inflasi sebesar 0,23 persen, tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Mei) 2016 sebesar 1,19 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun sebesar 3,41 persen.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaSecara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Komoditas ini dianggap sebagai komoditas pangan bergejolak sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi pangan.
Baca SelengkapnyaSalah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaKelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaKemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca Selengkapnya