Bos BI soal Rupiah Menguat ke Rp13.772 per USD: Bukti Ekonomi Indonesia Membaik
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mencatat bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS atau USD hari ini menguat ke level Rp13.772 dari sebelumnya Rp 13.854. Menurut Perry, penguatan Rupiah ini mencerminkan fundamental ekonomi dalam hal pertumbuhan ekonomi masih terjaga bagus.
"Kita perkirakan 5,1 (persen) sampai 5,5 (persen)," kata Perry di Komplek Bank Indonesia, Jakarta (10/1).
Perry juga menyebut fundamental ekonomi terlihat dari inflasi Indonesia yang rendah di kisaran dan sasaran 3 persen plus minum satu. Fundamental ekonomi juga terlihat dari cadangan devisa yang masih tinggi.
"Kami pandang penguatan Rupiah ini konsisten dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang memang membaik," papar Perry.
Penguatan Rupiah juga berlangsung konsisten dengan mekanisme pasar yang berjalan dengan baik. Suplai dan pasokan dari valas lebih besar dari permintaan.
Perry memastikan penguatan Rupiah ini juga menunjukkan sikap positif antara kebijakan pemerintah dan kebijakan Bank Indonesia. "Komitmen kami menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental dan mekanisme pasar," katanya.
Hal ini dibuktikan sejak tahun 2018 dan 2019 rupiah bergerak stabil sesuai dengan mekanisme pasar. Untuk itu Bank Indonesia akan terus mengawal rupiah agar sejalan dengan fundamental sejalan dengan mekanisme pasar.
Cadangan Devisa Naik USD 2,6 Miliar
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2019 sebesar USD 129,2 miliar. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2019 sebesar USD 126,6 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, mengatakan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta, besaran tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujarnya di Jakarta, Rabu (8/1).
Perkembangan cadangan devisa pada Desember 2019 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, dan penerimaan valas lainnya.
"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai dengan didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnya