Bos BI bongkar rahasia Rupiah mulai bergerak menguat jauhi 15.000 per USD
Merdeka.com - Rupiah kembali menguat dan mulai menjauh dari level 15.000 terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Mengutip data Bloomberg, pagi ini Rupiah dibuka di Rp 14.868 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 14.893 per USD.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan penguatan Rupiah tidak bisa lepas dari peranan Tuhan, pemerintah dan para pengusaha. "Karunia Allah juga kan ini bahwa Rupiahnya stabil menguat," kata Perry di Kompleks BI, Jumat (7/9).
Perry juga mengapresiasi langkah pemerintah yang terus berupaya melakukan beberapa kebijakan untuk menguatkan Rupiah. "Konteks itu saya tentu saja apresiasi kepada pemerintah yang telah dan akan terus melakukan langkah-langkah konkret untuk menurunkan defisit transaksi berjalan. Saya garisbawahi konkret karena memang sejumlah langkah telah dan akan terus dilakukan," ujarnya.
Beberapa langkah tersebut diantaranya adalah penerbitan kebijakan baru yakni program campuran 20 persen Biodiesel dengan solar (B20). Hal tersebut bertujuan untuk menyehatkan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD), sebab, dapat menekan impor migas.
Pemerintah juga baru saja mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang resmi merevisi naik tarif Pajak Penghasilan (PPh) 22 untuk 1.147 barang impor. Pengenaan tarif ini dikelompokkan menjadi tiga bagian pos tarif sesuai dengan tingkat kepentingan barang di dalam negeri. "B20 kan sudah implementasi terus kemarin bu menkeu (Sri Mulyani) sudah mengumumkan mengenai PPh impor," ujarnya.
Selain itu, Perry juga menegaskan bawha sektor pariwisata juga telah memberi sumbangsih bagi penguatan cadangan devisa. "Langkah ini saya meyakini bahwa defisit CAD akan menurun tidak hanya tahun ini tapi juga tahun depan akan turun signifikan. Dan karena itu juga akan mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah."
Selain itu, Perry juga mengapresiasi para pengusaha yang telah menukar valuta asing (valas) yang mereka miliki. "Juga apresiasi para pengusaha yang mempunyai devisa khususnya valas dan menjual valasnya, itu menambah suplai di pasar sehingga dua hari ini suplai demand terus berlangsung dan itu juga bagian penting mengenai pergerakan nilai tukar yang stabil dan hari ini menguat."
Dia juga menegaskan BI akan terus berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan melakukan intervensi pasar.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaBPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos
Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaTak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024
Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya