BLSM tak berguna jika dibagikan pada bulan puasa

Merdeka.com - Wacana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memang masih dalam pembahasan yang intensif antara pemerintah pusat dan juga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sementara itu, dengan adanya pengumuman rencana tersebut harga-harga sudah mengalami kenaikan.

"Pemerintah sebaiknya secepatnya mengumumkan jika memang harus dinaikkan ya dinaikkan," kata Kepala Lembaga Demografi Universitas Indonesia Sonny Harry Harmadi dalam acara diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6).

Menurutnya rakyat sudah terbebani dengan adanya isu kenaikan tersebut dengan harga-harga yang sudah terlanjur melonjak naik atau expected inflation. Oleh karena itu jika memang naik, pemerintah harus memikirkan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang untuk masyarakat.

"Begitu ada shock di masyarakat, pemerintah harus membantu. Pertama dibantu dalam jangka pendek karena rakyat tidak mungkin menunda konsumsi kebutuhan jangka pendek," ujarnya.

Untuk bantuan jangka panjang, lanjut Sonny, pemerintah harus belajar dari kesalahan pada saat 2009 lalu ketika pemerintah menerapkan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dalam pembagian BLT pemerintah seakan tidak siap dengan data-data penduduk yang harusnya menerima BLT.

"Kita tahu banyak rakyat miskin tapi pemerintah tidak tahu siapa dan di mana BLT itu harusnya dibagikan. Dampaknya ada kerusuhan di tingkat bawah," imbuhnya.

Oleh karena itu, Sonny menyarankan pemerintah untuk memakai data Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) jika nantinya BLSM akan diberikan kepada masyarakat.

"Secepatnya lah pemerintah mengumumkan, dampaknya akan lebih besar jika memasuki bulan puasa karena BLSM juga tidak akan berarti jika diberikan pada bulan itu," tutupnya.