BKPM: Panasonic & Toshiba bangkrut bukan karena produk China
Merdeka.com - Dua perusahaan elektronik asal Jepang, Panasonic dan Toshiba bakal hengkang dari Indonesia pada April 2016. Alasannya, produk-produk kedua perusahaan tersebut mulai tak laku lagi di pasaran.
Toshiba bakal tutup pabrik terbesarnya di Cikarang, Jawa Barat. Sementara, Panasonic juga tak lagi mengoperasikan pabriknya di Pasuruan, Jawa Timur.
Untuk Toshiba hanya tinggal menyisakan investasi di Indonesia berupa pabrik printernya yang berlokasi di Batam. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan banyaknya pabrikan asal Jepang yang hengkang dari Indonesia ini bukan disebabkan karena kalah dari produk-produk China yang membanjiri pasar.
"Sisi kompetisi mereka produknya kalah dengan produk China tapi bukan berarti mati, mereka switch produk lain," ujar dia di kantornya, Jakarta, Rabu (3/1).
Menurut Franky, secara umum industri elektronik masih mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Terlihat, dari investasi sektor industri manufaktur yang mencapai Rp 90 triliun tahun lalu.
"Investasi di sektor manufaktur sebesar Rp 90 triliun atau tumbuh 164 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya, komitmen di industri manufaktur tersebut porsinya 43 persen dari total investasi yang masuk di seluruh sektor," kata dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada akhir tahun 2016, Toshiba mengambil alih proyek pembangkit listrik bertenaga nuklir yang dikerjakan oleh AS Westinghouse Electric.
Baca SelengkapnyaKementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun.
Baca SelengkapnyaKecurangan itu mulai terendus pada 2015. Berikut rentetan awal mula Toshiba terpuruk lalu bangkrut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada 2023, Singapura menjadi sumber investasi terbesar bagi Indonesia, diikuti China, Hong Kong, Jepang, Malaysia, dan Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaAdapun sepanjang Januari - Desember 2023, realisasi investasi telah mencapai Rp1.418,9 triliun atau melebihi target 101,3 persen dari target.
Baca SelengkapnyaAlhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaTaiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) memutuskan untuk membangun pabrik di negara ini.
Baca Selengkapnya