BI Prediksi Pertumbuhan Kuartal II-IV 2020 Sebesar 0,4, 1,2 dan 3,1 Persen

Rabu, 6 Mei 2020 14:10 Reporter : Anisyah Al Faqir
BI Prediksi Pertumbuhan Kuartal II-IV 2020 Sebesar 0,4, 1,2 dan 3,1 Persen Gubernur BI Perry Warjiyo. ©2020 Humas Bank Indonesia

Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyampaikan asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19. Perry meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik pada tahun 2021 dengan memperkirakan puncak penyebaran virus ada di bulan April, Mei dan pertengahan Juni.

"Asumsi yang kami sampaikan bahwa peak PSBB yaitu bulan April, Mei dan pertengahan Juni," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (6/5).

Sehingga berbagai kebijakan pemerintah seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hanya berlaku di bulan-bulan tersebut. Penerapan PSBB ini juga akan berlangsung di 70 persen wilayah ekonomi Indonesia.

Dari pola tersebut dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dunia yang diprediksi -3,2 persen, maka Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada Q2 tahun 2020 sebesar 0,4 persen. Lalu pada Q3 naik menjadi 1,2 persen dan pada Q4 sebesar 3,1 persen. "Ini perkiraan kami ke depan," kata Perry.

Maka dari itu, Perry menyimpulkan kebijakan PSBB dan mobilitas manusia memang berdampak pada pendapatan masyarakat. Baik itu konsumsi masyarakat, produksi, investasi dunia usaha hingga aktivitas ekspor-impor.

Namun, stimulus fiskal yang dilakukan pemerintah dapat mengurangi dampak terburuk. Termasuk kebijakan restrukturisasi dunia usaha dan dukungan Bank Indonesia yang memberikan stimulus moneter.

Sehingga Perry optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II akan lebih baik. "Insyaallah itu akan kurangi dampak dari Covid-19, Kedepannya lebih baik," kata Perry mengakhiri.

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 Tak Sampai 2,3 Persen

indonesia 2020 tak sampai 23 persen

Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 lebih rendah dari 2,3 persen. "Sehingga secara keseluruhan semula prediksi kami 2,3 persen, tentu saja akan sedikit lebih rendah dari 2,3 persen dari realisasi di Q1 yang ternyata lebih rendah," papar Perry.

Namun, Perry optimistis pertumbuhan ekonomi pada 2021 berkisar 6,6 persen sampai 7,1 persen. Hal ini bisa terjadi jika defisit fiskal 3-4 persen.

BI mengingatkan program pemulihan ekonomi juga harus ditempuh setelah wabah berakhir. Perry menjelaskan, jika pertumbuhan ekonomi pada 2020 hanya 2,3 persen, lalu pada 2021 sebesar 6,6 persen, maka dalam dua tahun pertumbuhan ekonomi menjadi 8,9 persen.

Padahal, sebelum Covid-19 pertumbuhan ekonomi tahun ini di angka 5,1-5,2 persen dan pada 2021 sebesar 5,3 persen. Jika dijumlahkan dalam dua tahun pertumbuhan ekonomi tanpa Covid-19 sebesar 10,4 persen.

"Perbedaan 2 tahun ini menunjukkan dampak Covid-19 pada 2022 akan kembali kepada tren jangka panjang karena faktor base efek sudah hilang dan bisa tumbuh 5,4 persen," kata Perry.

[bim]

Baca juga:
Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2020 Dinilai Lebih Baik dari China Hingga AS
Jokowi Soal Defisit Sektor Pangan: Hati-Hati, FAO Sudah Ingatkan Potensi Krisis
Bos BI Akui Salah Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal I-2020
BI: Bansos dan Stimulus Ekonomi Topang Pertumbuhan Dari Koreksi Lebih Dalam
Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi 2,97 Persen Kuartal I Relatif Baik Dibanding Negara Lain
BI Sebut Stimulus Pemerintah Bantu Tahan Koreksi Pertumbuhan Triwulan II Lebih Dalam
Akibat Corona, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2020 Terendah Dalam 19 Tahun

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini