Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BI Akui Penyaluran KPR Indonesia Tertinggal Jauh Dibanding Malaysia & Singapura

BI Akui Penyaluran KPR Indonesia Tertinggal Jauh Dibanding Malaysia & Singapura Gedung Bank Indonesia. Merdeka.com / Dwi Narwoko

Merdeka.com - Manager Departemen Kebijakan Makro Prudential Bank Indonesia (BI), Bayu Adi Gunawan mengakui bahwa penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) di Indonesia masih rendah dibandingkan negara Asia lainnya. Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.

Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah penyaluran KPR per Maret 2018, Indonesia baru mencapai sekitar USD 32,3 juta. Sementara Singapura dan Malaysia masing masing menduduki hingga sebesar USD 129,7 juta dan USD 128,4 juta.

"2018 serapan KPR belum maksimal. Belum sampai puncaknya. Tadinya harapan kami di 2018 akhir dan 2019 tengah akan sampai puncak," kata bayu dalam acara diskusi outlook property 2019, di Jakarta, Kamis (24/1).

Tidak hanya penyaluran KPR yang rendah, rasio KPR Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) di 2017 juga masih tertinggal dibandingkan kedua negara tersebut. Di mana, rasio KPR Singapura terhadap PDB mencapai sebesar 44,80 persen, sedangkan Malaysia tercatat 38,40 persen.

"KPR kita cuma mencapai 2,9 persen dari PDB di 2017," kata Bayu.

Adapun rasio penyaluran KPR Indonesia tersebut ditopang oleh pertumbuhan KPR untuk rumah tapak murah dan komersial ukuran di atas 70 meter.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara

Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara

BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara

Ternyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara

Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ternyata, Peredaran Uang Selama Pemilu 2024 Mencapai Rp67,1 Triliun

Ternyata, Peredaran Uang Selama Pemilu 2024 Mencapai Rp67,1 Triliun

Realisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.

Baca Selengkapnya
5 Perampok Bercadar Sekap Karyawan SPBU di Kediri, Gasak Uang Rp35 Juta

5 Perampok Bercadar Sekap Karyawan SPBU di Kediri, Gasak Uang Rp35 Juta

Kedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.

Baca Selengkapnya
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu

Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu

Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Segini Pensiunan yang Bakal Diterima Anggota DPR Usai Menjabat 5 Tahun

Segini Pensiunan yang Bakal Diterima Anggota DPR Usai Menjabat 5 Tahun

Mantan anggota DPR-RI berhak mendapatkan uang pensiun saat periode jabatannya selesai.

Baca Selengkapnya
Bareskrim Polri Kembalikan Kerugian Negara Akibat Pencucian Uang Sebesar Rp3,74 Triliun

Bareskrim Polri Kembalikan Kerugian Negara Akibat Pencucian Uang Sebesar Rp3,74 Triliun

Bareskrim Polri bertugas menangani seluruh tindak pidana asal dari pencucian uang.

Baca Selengkapnya
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.

Baca Selengkapnya