Berkat Pandemi, Pendapatan Zoom Naik 355 Persen Capai Rp 9,6 Triliun

Merdeka.com - Perusahaan platform telekonferensi, Zoom Video Communications, melaporkan peningkatan signifikan pendapatan pada kuartal II mencapai USD 663,5 juta (setara Rp 9,6 triliun). Angka ini meningkat 355 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dilansir dari CNBC, banyaknya tambahan pelanggan baru turut menyumbang 81 persen dari pertumbuhan pendapatan. Kenaikan pendapatan mendorong naiknya saham perusahaan sebesar 25 persen pada hari Senin (31/8). Nilai saham zoom dijual senilai USD 92 per lembar saham, ketika analis dari Refinitiv memperkirakan harganya hanya mencapai USD 45 per lembar.

Menurut Analis RBC, Alex Zukin, Zoom memiliki rata-rata 148,4 juta pengguna aktif bulanan di kuartal ini. Menandakan peningkatan 4.700 persen dari tahun ke tahun. Catatan ini didapatkan dari aplikasi start-up analisis SensorTower.

Nilai pasar Zoom saat ini lebih dari USD 120 miliar. Naik dari USD 25 miliar pada tahun lalu. Zoom saat ini lebih besar dari IBM dan AMD.

Raup Pendapatan USD 2,37 M di 2021

Tidak bisa dipungkiri bahwa selama pandemi, orang-orang lebih bergantung pada perangkat lunak panggilan video seperti Zoom untuk berbisnis, sekolah, dan penggunaan pribadi karena adanya peraturan untuk tinggal di rumah saja.

Untuk semakin menunjang aplikasi Zoom, perusahaan berencana membangun pusat penelitian dan pengembangan di Phoenix dan Pittsburgh. Mereka juga akan mengakuisisi Keybase, perusahaan start-up perpesanan yang aman.

Melalui berbagai pencapaian ini, di kuartal ketiga nanti, Zoom diprediksi mampu meraup pendapatan USD 685 juta - USD 690 juta. Pada 2021, Zoom diprediksi meraup pendapatan USD 2,37 miliar sampai USD 2,39 miliar.

Reporter Magang: Theniarti Ailin