Berkah Ramadan, Pusat Perbelanjaan Tunjukkan Kinerja Positif
Merdeka.com - Pusat perbelanjaan modern dan ritel meraih kinerja positif selama momen Ramadan dan berlanjut Hari Raya Lebaran 2023. Kinerja positif tersebut dinikmati oleh para pelaku usaha yang ikut mengembangkan berbagai saluran penjualan baik digital maupun luring.
Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady mengatakan, pelonggaran kebijakan terkait pandemi COVID-19 yang dilanjutkan momen Ramadan dan Lebaran telah mengungkit kinerja sektor riil tersebut.
"Keputusan pemerintah melonggarkan mobilitas masyarakat dengan mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada akhir Desember tahun lalu dan dilanjutkan peningkatan konsumsi selama Ramadhan dan Lebaran tahun ini berhasil membuat perekonomian seperti berlari," kata John di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (10/5).
Menurut dia, peningkatan konsumsi masyarakat yang mencerminkan daya beli mulai membaik seiring melandainya angka kasus COVID-19 dan telah memacu pertumbuhan signifikan bagi sektor ritel maupun pusat perbelanjaan modern.
John mengatakan Lippo Group dengan jejaring bisnis ritel seperti Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) hingga pusat-pusat perbelanjaan modern pun ikut ketiban berkah tersebut.
"Hal ini pun diakui asosiasi terkait bahwa kunjungan mal dan kinerja ritel modern memetik pertumbuhan selama Ramadhan dan Lebaran 2023," imbuhnya
Geliat konsumsi masyarakat itu menggenapi kinerja kuartal pertama sekaligus membuka prospek positif pada tahun ini sebagaimana rilis Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat selama kuartal I 2023, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) mencapai 5,03 persen.
"Hal itu cukup positif di tengah situasi perekonomian dunia yang penuh ketidakpastian. Lebih menggembirakan lagi, penopang PDB terbesar lebih dari separuhnya tetap berasal dari konsumsi rumah tangga, artinya permintaan domestik sudah semakin baik," katanya lagi.
Dia pun menyoroti prospek sektor ritel maupun pusat perbelanjaan modern ke depan yang sangat menjanjikan. Selama momen libur Lebaran 2023, seperti terjadi arus balik kunjungan ke pusat perbelanjaan modern.
Arus kunjungan mal di kota-kota besar, khususnya Jakarta, malah dipadati masyarakat dari beragam wilayah. Selain itu, peran mal sudah sangat bergeser dan semakin luas sebagai sarana tamasya kaum urban.
"Tren ini pun diakui asosiasi ritel dan para pengusaha mal, bahwa kunjungan masyarakat ke mal sudah lintas provinsi, serta multi kebutuhan," ujarnya.
Salah satu faktor pendorong tren tersebut adalah semakin baiknya infrastruktur yang bisa menyambungkan antarprovinsi, bahkan antarpulau. "Ke depan, tren mal tidak lagi sekadar menggarap pasar di kota-kota sekitar, melainkan sebagai pusat wisata urban baru yang bisa dilirik pasar lebih luas," ujarnya lagi.
Sementara terkait sektor ritel, John menjelaskan walau selama momen Ramadan dan Lebaran tingkat pertumbuhan belum sesuai ekspektasi sebagian kalangan pebisnis, secara keseluruhan kuartal pertama tahun ini cukup baik. Hal itu tampak dari kinerja omzet yang dijaring para pelaku usaha sektor ritel.
"MPPA pun mencatatkan pertumbuhan top line yang lumayan baik, tumbuh di atas 5 persen secara tahunan," katanya.
Hanya saja, kinerja yang mengilap dari sektor ritel itu harus dibarengi dengan penetrasi digital. "Momen Ramadan dan Lebaran kemarin, masyarakat berbelanja tidak sekadar datang secara offline, melainkan pula berburu produk yang dibutuhkan melalui channel digital," katanya.
John pun mengulas bahwa hasrat belanja masyarakat umumnya cenderung masih menginginkan adanya interaksi langsung terhadap barang maupun layanan. Namun, di tengah penetrasi teknologi digital yang masif, tentunya sektor ritel pun harus siap melakukan berbagai inovasi guna meningkatkan nilai tambah bagi konsumen.
Menurut dia, pasar ritel Indonesia yang sangat besar memang sangat menjanjikan, tetapi dipenuhi dengan kompetisi yang sangat ketat. Karena itu, kunci sukses sektor ritel adalah inovasi yang mengawinkan layanan daring maupun luring atau biasa dikenal sebagai omnichannel.
"Yang jelas, omnichannel ini online dan offline harus terintegrasi, bukan sekadar ada tetapi tidak terkoneksi. Inovasi omnichannel inilah yang kami lakukan di Lippo Group, sehingga bisa menawarkan prospek ritel yang baik di masa depan," kata John.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perusahaan tidak hanya sekadar berorientasi pada profit, tetapi juga dampak positif bagi masyarakat luas, terkhusus di bulan Ramadan
Baca SelengkapnyaSejumlah ritel modern melarang pelanggan membeli beras kemasan 5kg lebih dari 2 per harinya.
Baca SelengkapnyaProgram ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan harga menjelang Lebaran 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pintar membaca peluang, sederet artis memanfaatkan momen Ramadan dan lebaran untuk berbisnis.
Baca SelengkapnyaEuphoria pasar ramadan nyatanya tak dirasakan oleh warga pribumi saja. Ternyata, takjil kini sudah merambah skala internasional.
Baca SelengkapnyaPemkot Pasuruan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan menggelar Pasar Murah Ramadan.
Baca SelengkapnyaKhusus di bulan Februari, Bulog sudah mengeluarkan 60 ribu ton beras.
Baca SelengkapnyaMunculnya masalah pencernaan saat melakukan puasa Ramadan bisa diatasi dengan menerapkan sejumlah cara.
Baca SelengkapnyaBulan Ramadan menjadi momentum untuk menggeliatkan perekonomian warga dan para pelaku UMKM.
Baca Selengkapnya