Berburu barang lelang harga miring di Pegadaian
Merdeka.com - Pegadaian saat ini masih menjadi primadona mendapatkan uang instan. Masyarakat bisa menggadaikan barang mereka dengan uang tunai yang kemudian harus ditebus kembali untuk mengambilnya.
Namun demikian, Pegadaian akan melelang barang nasabah jika tidak ditebus pada waktu yang ditetapkan. Menurut Direktur Utama Pegadaian, Suhwono, barang yang digadai akan dilelang setelah diberi waktu 2 minggu dari waktu yang ditetapkan untuk ditebus.
"Barang kita kelang biasanya memang gak ditebus sama pemilik. Kita kasih waktu 2 minggu, kalau ga datang juga biasanya langsung kita pajang. Itu hak pegadaian," ucapnya di Jakarta, Kamis (18/7).
Barang ini akan dilelang dan dipajang di cabang Pegadaian yang mempunyai show case atau etalase untuk barang lelang. Barang yang dilelang juga beragam dan dengan harga yang berbeda-beda.
"Harganya ikutin pasar. Emas misalnya ikutin harga pasar. Ada diskon tapi size dan desain emas menentukan harga jual, jadi seiring kali hanya compare harga per gram dengan Pegadaian," jelasnya. Barang yang dilelang mulai dari barang elektronik sampai emas perhiasan.
Suhwono menyebut hampir setiap hari pihaknya melelang barang nasabah di kantor cabang tertentu karena tidak ada tebusan. "Setiap hari ada barang yang dilelang. TV dan sepeda kecil untuk di Jakarta, tapi kebanyakan di daerah," tambahnya.
Keuntungan membeli barang lelang di Pegadaian adalah bagi pembeli bisa kembali menggadaikan barang tersebut. Bahkan ada beberapa item atau barang yang bisa dibeli dengan mekanisme cicil dan dibayar setengah harga dulu.
"Kalau yang belum punya uang cukup untuk barang tertentu, boleh setengah dulu, sisanya baru setelah punya uang, tidak perlu cash," tutupnya.
(mdk/bmo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lima hari sebelum lebaran harga bawang merah berkisar Rp35.000-Rp45.000/kilogram. Namun, saat ini harganya mencapai Rp65.000-Rp70.000/kilogram.
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaHarga beras yang melambung tinggi memaksa warga antre panjang untuk membeli beras murah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warga Rangkasbitung mengaku memilih mengonsumsi singkong sebagai makanan alternatif saat harga beras meroket.
Baca SelengkapnyaPengusaha mendukung kebijakan lartas impor yang diharapkan bisa melindungi produk dalam negeri dari produk ilegal dengan harga miring.
Baca SelengkapnyaAneh tapi nyata, harga jaket ojek di Gunung Muria sentuh angka ratusan juta per setel. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaPasca pemilu ini, kenaikan harga bukan pada beras saja, tetap beberapa kebutuhan sehari-hari lainnya.
Baca SelengkapnyaSetiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaIkappi mendorong distribusi masif kepada wilayah dengan kebutuhan bawang merah cukup tinggi.
Baca Selengkapnya