Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bappenas Targetkan Konservasi Kelautan Capai 32,5 Juta Hektare di 2030

Bappenas Targetkan Konservasi Kelautan Capai 32,5 Juta Hektare di 2030 Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. ©Humas Bappenas

Merdeka.com - Pemerintah menargetkan konservasi kelautan mencapai 32,5 juta hektare pada 2030 mendatang. Tercatat, hingga 2018, 6,24 persen atau 20,87 juta hektar dari 325 juta hektar permukaan laut Indonesia sudah dicanangkan menjadi area konservasi kelautan.

"Perikanan adalah salah satu sektor yang paling penting bagi negara kepulauan seperti Indonesia karena menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat sekitar pantai sekaligus sebagai sumber utama protein. Sektor perikanan di Indonesia berkontribusi sebesar tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) kita," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro dalam Forum Ocean Health: Actions from Source to Sea di Nadi, Fiji, Jumat (3/5).

Bambang mengatakan, tantangan pertama untuk melaksanakan target tersebut datang dari sisi manajerial. Pendekatan manajemen terintegrasi, dari hulu-hilir dan sebaliknya, harus menjadi pilihan. Salah satu contoh keberhasilan manajerial Pemerintah Indonesia dengan melibatkan para pemangku kepentingan adalah program Citarum Harum.

Tantangan kedua adalah pemancingan ilegal mengingat 49 persen pemancingan dapat dinilai berlebihan. Rasio jumlah ikan yang ditangkap di Samudera Pasifik dan bagian timur Samudera Atlantik mencapai 30 persen.

Tantangan ketiga yang kini disoroti oleh dunia adalah sampah plastik laut, di mana Indonesia bertanggung jawab atas 1,29 ton sampah plastik laut per tahun. Indonesia juga telah menaruh perhatian khusus bagi perikanan skala kecil, mengingat lebih dari 80 persen dari total 2,4 juta nelayan di Indonesia masuk kategori skala kecil yang beroperasi dekat lepas pantai.

"Mengatasi isu perikanan skala kecil membutuhkan konsistensi perencanaan kebijakan, implementasi persisten, dan cara yang kreatif untuk mengeksekusi rencana yang telah disusun. Salah satu tantangan terbesarnya adalah dari sisi pendanaan," ujarnya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 akan menekankan pada kolaborasi pembiayaan dengan anggaran pemerintah dan swasta. Pendanaan alternatif seperti Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) dan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) menjadi skema pendanaan inovatif yang mampu membuat pembangunan Indonesia lebih inklusif dan berkelanjutan.

Selain itu, blended finance juga dapat berkontribusi memajukan Indonesia. Dengan demikian, masyarakat luas, filantropi, investasi sektor swasta dan multilateral, dapat bergabung dalam skema ini untuk mengembangkan pendanaan perikanan lepas pantai dan konservasi lautan yang berkelanjutan.

(mdk/azz)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.

Baca Selengkapnya
Perusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen

Perusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen

Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.

Baca Selengkapnya
Penampakan Fosil Pohon Tertua di Bumi, Ditemukan di Balik Tebing Laut Berusia 390 Juta Tahun

Penampakan Fosil Pohon Tertua di Bumi, Ditemukan di Balik Tebing Laut Berusia 390 Juta Tahun

Begini wujud fosil pohon tertua di bumi yang pernah ditemukan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bupati Banyuwangi Raih Satyalencana Wirakarya Berkat Pengembangan Sektor Kelautan

Bupati Banyuwangi Raih Satyalencana Wirakarya Berkat Pengembangan Sektor Kelautan

Bupati Banyuwangi Raih Satyalencana Wirakarya dari Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya
Izin Ekspor Pasir Laut Belum juga Dibuka Meski Sudah Dapat Izin Jokowi, Kemendag Buka Suara

Izin Ekspor Pasir Laut Belum juga Dibuka Meski Sudah Dapat Izin Jokowi, Kemendag Buka Suara

Presiden Jokowi mengeluarkan aturan yang membolehkan pengerukan pasir laut, salah satunya untuk tujuan ekspor pada Mei 2023.

Baca Selengkapnya
Mirip Labuan Bajo, Pemerintah Bakal Hadirkan Kapal Pinisi di Kawasan IKN Sebagai Destinasi Wisata

Mirip Labuan Bajo, Pemerintah Bakal Hadirkan Kapal Pinisi di Kawasan IKN Sebagai Destinasi Wisata

Kapal Pinisi itu akan difungsikan sebagai kapal pariwisata dari kawasan IKN menuju Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.

Baca Selengkapnya
KKP Bakal Tertibkan Bagan Tancap di Perairan Dadap Agar Tak Ganggu Ekosistem Laut

KKP Bakal Tertibkan Bagan Tancap di Perairan Dadap Agar Tak Ganggu Ekosistem Laut

Bagan tancap adalah alat tangkap menetap sehingga mengganggu alur pelayaran

Baca Selengkapnya
Penangkapan Masih Bar-Bar, Ekspor Ikan dari Indonesia Ditolak Eropa

Penangkapan Masih Bar-Bar, Ekspor Ikan dari Indonesia Ditolak Eropa

Makanya, KKP merancang kebijakan untuk menjaga biota kelautan Indonesia dan menjaga populasi ikan.

Baca Selengkapnya