Banyak orang Indonesia ingin cepat kaya

Merdeka.com - Tidak sedikit masyarakat Indonesia bercita-cita menjadi kaya. Terbukti pelatihan wirausaha selalu dibanjiri peminat, salah satunya adalah Wealth Expo yang pada hari pertama pelaksanaan sukses menggaet 1.300 orang.

Bagi Adam Khoo, motivator bisnis asal Singapura, warga Tanah Air memang memiliki minat tinggi belajar dari pelbagai pengusaha sukses. Sejak pertama kali seminar Wealth Expo dia gelar di Negeri Singa itu empat tahun lalu, mayoritas peserta berasal dari Indonesia. Fenomena itu membuat dia menggandeng panitia lokal dan mengadakan acara serupa di Jakarta.

"Kita mengumpulkan pelbagai pakar di bidangnya di seminar ini. Ada Secundo Lee ahli forex, Bong Chandra pakar properti, sampai taipan sekelas Ciputra, untuk berbagi kisah bagaimana caranya mereka menghasilkan uang," ujarnya di Senayan, Jakarta, Jumat (12/10).

Melihat situasi perekonomian Tanah Air, Adam mengaku cukup khawatir. Dia mendapat data 75 persen masyarakat Indonesia mengandalkan hidupnya dari gaji bulanan. Dia yakin keinginan berbisnis itu ada namun sistem pendidikan buruk membuat orang-orang malah enggan terjun ke dunia usaha.

"Sekolah di mana-mana sama. Sekolah hanya mengajarkan cara menjadi pintar, tapi kita tidak pernah diajari bagaimana cara menjadi kaya. Kita malah membuat bos kita semakin kaya," ungkap Adam.

Pria yang memiliki lembaga pendidikan wirausaha dan aktif menulis buku itu menilai tidak ada cara gampang menjadi kaya. Namun, bila mampu mengumpulkan pemasukan pasif (passive income) dari pelbagai sumber, seseorang akan lebih cepat sukses.

Kekayaan menurut Adam adalah jumlah bulan atau tahun seseorang bisa mempertahankan gaya hidup selepas berhenti bekerja. Contoh seseorang punya aset senilai 100.000, lalu dia setiap bulan membelanjakan 5.000, maka 20 bulan berikutnya asetnya habis. Berarti kekayaan dia hanya bernilai selama beberapa bulan itu.

"Ceritanya akan lain bila anda punya sumber pendapatan lain, dalam bentuk properti, royalti, keuntungan saham, lalu anda memutuskan berhenti bekerja. Anda dapat mempertahankan gaya hidup lebih lama, dan itulah yang dinamakan kekayaan," tuturnya yakin.